Komisi III DPRK Aceh Utara melaksanakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Perikanan Dan Kelautan Aceh Utara beberapa hari lalu di DPRK setempat.(P4/zky) |
Pilarempat.com-Lhokseumawe
:
Ketua Komisi III DPRK Aceh Utara, Razali Abu menilai, pemasukan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kabupaten Aceh Utara selama ini jalan ditempat atau masih
sangat rendah.
Karena itu pihaknya bersama anggota Komisi III
bertekat untuk mendata aset aset Pemkab
Aceh Utara yang potensial untuk
meningkatkan PAD Aceh Utara.
Hal itu disampaikan ketua Komisi III , Razali Abu
pada acara Rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Perikanan Dan Kelautan
bebepara hari lalu menyangkut pengelolaan Stasiun Pompa Bahan Bakar Nelayan (SPBUN) yang terletak di Desa Tanoh
Anoe Kecamatan Muara Batu, Aceh Utara.
Didampingi Sekretaris Komisi III, Jufri Suleiman, Razali
Abu mengatakan, SPBU nelayan Yang
terletak di Gampong (Desa ) Tanoh Anoe, Kecamatan Muara Batu yang dibangun di atas tanah Pemda Aceh Utara dan bangunannnya sudah dihibah untuk Pemda
Aceh Utara dan selama ini dikelola oleh PT Energi Mutu Pratama.
Komisi III DPRK Aceh Utara selama ini, konsen untuk
mendata setiap aset daerah yang memiliki potensi untuk mendongkrak kenaikan PAD
Aceh Utara kembali melaksanakan rapat dengar pendapat dengan Dinas Kelautan dan
Perikanan, salah satu topik penting yang kita bahas menyangkut dengan sistem dan
mekanisme pengelolaan asset SPBU nelayan di Kecamatan Muara Baru .
Dikatakan bangunan SPBUN ini dibangun oleh BRR pasca
tsunami dan telah dihibah kepada Pemkab aceh utara, diawal pembentukan SPBUN
ini dikelola oleh koperasi Let, dikarenakan persyaratan Pertamina harus
dikelola oleh perusahaan dan berbadan hukum sesuai dengan persyaratan dari
Pertamina.
Kemudian PT Energi Mutu Pratama yang bersedia
menyetor downpayment sebagai syarat utama untuk mendapatkan alokasi BBM solar
bersubsidi untuk kebutuhan boat dan kapal nelayan di kecamatan muara batu
terang ketua komisi III Razali abu.
Sementara itu, Sekretaris komisi III, Jufri Suleiman
mengatakan, laporan masyarakat kepada
komisi III tentang pengelolaan SPBUN tersebut yang mana masyarakat berkeinginan
mengelola SPBUN tersebut melalui bumdes desa Tanoh Anoe.
Dari hasil RDP dengan DKP, ungkapnya, Komisi III akan memfasilitasi antara pemerintah daerah, DKP, PT Energi Mutu Pratama dan tokoh masyarakat Tanoh Anoe untuk mencari solusi terbaik untuk pengelolaan SPBUN tersebut sehingga ke depan bisa lebih bermanfaat untuk peningkatan PAD Aceh Utara, memberi efek manfaat untuk Desa Tanoh Anoe sendiri serta ketersediaan BBM untuk nelayan tidak terkendala.
Dari hasil RDP dengan DKP, ungkapnya, Komisi III akan memfasilitasi antara pemerintah daerah, DKP, PT Energi Mutu Pratama dan tokoh masyarakat Tanoh Anoe untuk mencari solusi terbaik untuk pengelolaan SPBUN tersebut sehingga ke depan bisa lebih bermanfaat untuk peningkatan PAD Aceh Utara, memberi efek manfaat untuk Desa Tanoh Anoe sendiri serta ketersediaan BBM untuk nelayan tidak terkendala.
"Saya selaku ketua komisi III sudah sepakat
dengan kawan-kawan anggota komisi III untuk terus bekerja dan melakukan rapat
dengan dinas untuk mengetahui persoalan yang selama ini dihadapi oleh dinas
sehingga PAD Aceh Utara 'jalan di tempat'," ujar Razali yang juga politisi Partai Aceh itu.
Diharapkan ke depannya, jelas Razali, PAD Aceh Utara harus
meningkat salah satunya dengan efektifnya dinas dalam mengelola dan mendata
aset yang potensial, sehingga tahun 2021
PAD Aceh Utara bertambah yang bisa dimanfaatkan untuk menambah biaya
pembangunan Aceh Utara. (zky).