BI : Beras Memberikan Andil Inflasi Tahunan Tertinggi di 5 Kota IHK di Sumut

/

/ Jumat, 08 September 2023 / 22.06 WIB

 

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Provinsi Sumut, IGP Wira Kusuma saat memamparkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi Sumut dalam Bincang-bincang Media (BBM) di KPw BI Provinsi Sumut,Jumat siang (8/9/2023). (foto:P4/sya)

Medan, PILAREMPAT.com : Pada bulan Agustus 2023, gabungan 5 (lima) Kota yang masuk Indeks Harga Konsumen (IHK) Sumatera Utara (Sumut) mencatat deflasi sebesar 0,07% secara month to month ((mtm), berbeda arah dibandingkan periode sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 0,30% (mtm).

Hal ini dipicu oleh normalisasi harga pakan ternak dan angkutan udara yang sebelumnya naik serta mulai masuknya masa panen di daerah sentra produksi. Dengan demikian, secara tahunan atau year on year (yoy), inflasi Gabungan 5 Kota IHK Sumut bulan Agustus 2023 tercatat sebesar 2,78% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 3,27% (yoy).

“Meskipun demikian, berdasarkan komoditas, beras merupakan salah satu komoditas dengan andil inflasi tahunan terbesar merata di seluruh Kota IHK Sumut. Hal ini seiring dengan peningkatan harga gabah baik di tingkat petani maupun penggilingan,” kata I Gede Putu (IGP) Wira Kusuma, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut), didamping Suharman Tabrani Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut, dan Indra Kuspriyadi Kepala Divisi Implementasi Kajian Ekonomi Keuangan Daerah (KEKDA) dalam Bincang-bincang Media (BBM), di Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Sumut, Jalan Balai Kota No.4 Medan, Jumat (8/9/2023).

Wira menyebutkan, secara spasial, mayoritas kota IHK di Sumatera Utara mengalami deflasi dengan tingkat deflasi terdalam terjadi di Kota Padangsidempuan (-0,13% mtm).

Sementara itu, untuk kota-kota lainnya, yaitu Pematangsiantar dan Medan juga mencatatkan deflasi masing-masing sebesar -0,11% (mtm) dan -0,06% (mtm). Di sisi lain, Kota Sibolga dan Gunungsitoli masih mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,13% (mtm).

Secara spasial, terang Wira lagi, Kota Gunungsitoli dan Kota Medan mencatatkan inflasi tahunan terendah yakni masing-masing sebesar 2,09 persen (yoy) dan 2,68 persen (yoy), berada di bawah Gabungan 5 Kota IHK Sumut sebesar 2,78 persen (yoy). Adapun inflasi tahun kalender tertinggi adalah Pematangsiantardan Kota Sibolga masing-masing sebesar 3,88 persen (yoy) dan 3,29 persen (yoy)

"Laju inflasi Sumut pada tahun 2023 diprakirakan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya dengan prasyarat perlunya peningkatan produksi bahan pangan strategis," ujarnya. 

Diungkapkan Wira, sinergi kebijakan yang lebih kuat antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia, antara lain melalui penguatan implementasi GNPIP dan optimalisasi pemanfaatan anggaran pemerintah untuk pengendalian inflasi pangan, diharapkan dapat mengarahkan inflasi kembali ke dalam sasaran inflasi nasional 3%±1% lebih awal dari prakiraan sebelumnya.

"Namun demikian, masih terdapat beberapa risiko pendorong inflasi Sumatera Utara," tandasnya.

Harga Beras Melambung, Sumut malah Deflasi ?

Sementara itu, pengamat ekonomi Sumut yang juga akademisi, Gunawan Benjamin, S.Kom, MSi,(foto) saat diminta analisisisnya terkait naiknya harga beras dengan kondisi ekonomi di Sumut terkini. mengungkapkan bahwa beras Bulog sudah naik 15.6 persen.

Menurutnya, selama ini belum tentu Badan Pusat Statistik (BPS) akan menghitung beras Bulog dijadikan hitungan inflasi. Karena beras Bulog sifatnya accidental, sebagaimana perlunya saja atau tidak rutin.

‘Nah, kalau begitu inflasi yang dirilis bisa jadi tidak mencerminkan kondisi rill di masyarakat? Kalau di tahun ini Sumut deflasi, padahal kebutuhan hidup mengalami kenaikan. Apa bisa dibilang orang Sumut semakin miskin?” ujar Gunawan Benjamin sembari bertanya kepada awak media Pilarempat.com, Jumat sore (8/9).

Seiirng dengan kondisi tersebut, Ia mempertanyakan, kenapa saat harga beras melambung tinggi, tapi malah justru Sumut deflasi. “Bukankah di bulan Agustus kita direpotkan dengan kenaikan harga beras,?” tandas Gunawan yang juga Dosen Fakultas Ekonomi UISU Medan ini.

Sementara itu, harga beras di Kota Medan, dalam sepekan terakhir ini, mengalami kenaikan setelah sempat terhenti dalam satu bulan belakangan.Harga beras medium dan premium di Kota Medan sempat naik di minggu kedua bulan Agustus, dan bertahan di level harga yang sama hingga pekan kedua September ini. 

Dari pantauan Pusat Infomasi Harga Pangan Strategis (PIPHS), harga beras medium di medan yang semula 12.800 per Kg pada 30 agustus, menjadi 13.200 per Kg pada 31 agustus dan bertahan hingga saat ini.

Untuk jenis beras medium lainnya dari harga 12.300 menjadi 12.700 per Kg nya. Dan untuk jenis beras super, naik 13.900 menjadi 14.200 per Kg. Dan untuk jenis beras super lainnya juga naik dari 13.400 menjadi 13.700 per kg nya. Selain di medan, di kota siantar harga beras kualitas bawah juga mengalami kenaikan dari 11.300 per Kg menjadi 11.700, dan jenis beras kualitas bawah lainnya dari 12.900 per Kg menjadi 13.250 per Kg nya. [P4/sya]

 

 

Komentar Anda

Berita Terkini