(foto: ilustrasi/cektkp/internet) |
Pilarempat.com, Medan | Warga Jalan Gaperta Ujung, Kecamatan Medan Helvetia kalang kabut menyusul pemadaman listrik,
Minggu (25/8/2019) sekira pukul 17.00 WIB.
Warga
tak bisa beraktivitas di sore hingga malam pukul 19.30 WIB. Bahkan di
tempat-tempat ibadah seperti masjid dan mushalla terpaksa memasang genset
termasuk di pertokoan untuk mengantisipasi gelap.Sementara rumah yang tidak memiliki genset hanya pasang lilin untuk penerangan.
Para ibu
rumah tangga mengeluhkan nasi yang sedang ditanak menjadi mentah akibat aliran
listrik terhenti tiba-tiba. Mereka mengaku akibat pemadaman listrik sekitar dua
jam lebih itu, menanak nasi dipindah ke kompor.
“Waduh.. nasi kami hampir saja mentah jika tidak cepat dimasak kembali dikompor. Sangat
merepotkan jika pemadaman listrik saat kita sibuk di dapur,” keluh Nurmadiah,
warga Medan Helvetia, minggu sore (25/08/2019).
Ketua
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Medan Sumatera Utara, Abubakar
Sidik,SH saat diminta tanggapannya,Senin (26/8/2019) terhadap pemadaman listrik
menjelang malam hari itu menyatakan pihaknya sangat menyayangkan.
Terus terang saja pemadaman secara
tiba-tiba apalagi pada saat warga beraktivitas sibuk paling menggangu konsumen.
Seharusnya PLN sebagai badan usaha milik negara (BUMN) memberi pelayanan prima
kepada pelanggannya.
“Saya heran juga ya, PLN
mengakui bahwa cadangan daya listrik di Sumut cukup memadai sehingga bisa
mengantisipasi bila arus listrik tiba-tiba padam. Namun realitasnya di lapangan
padam juga. Jadi mana cadangan daya tadi,” ucap Abubakar.
Dia mengimbau konsumen yang
merasa dirugikan akibat pemadaman listrik supaya mengajukan kompensasi atau
ganti rugi kepada pihak PLN. Soalnya kompensasi itu hak pelanggan. [P4/spc/sya]