(foto: istimewa/int) |
Medan, Pilarempat.com | Memasuki
bulan Ramadhan 1440 Hijriyah/2019, sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan yang sangat signifikan.
Salah satu komoditas yang naik adalah bawang putih. Yang mencapai 78 ribu per
kg. Padahal sebelumnya harga bawang putih masih dikisaran 58 ribu per kg.
“Saya menilai kenaikan harga
bawang putih ini diakibatkan kesalahan pemerintah. Karena seharusnya kebutuhan
akan bawang putih ini bisa dilakukan dengan cara mengeluarkan kebijakan
keringan dalam pemberian impor,” ujar Gunawan Benjamin,SE,MSi, pengamat ekonomi
Sumut yang juga dosen UIN Sumut, Senin (6/5/2019).
Diungkapnya, bawang putih
yang naik tersebut juga berpeluang membuat harga bawang merah mengalami
kenaikan. Karena ada subtitusi. Sedikit banyak masyarakat yang dirugikan oleh
kenaikan bawangputih akan menggantinya dengan bawang merah. Sehingga perlu
diwaspadai bahwa bawang merah harganya juga berpeluang untuk naik.
Walaupun sejauh ini harga
bawang merah masih bergerak stabil dikisaran 30 ribuan per kg. selain bawang
merah, ada telur ayam yang juga mengalami kenaikan harga pada hari ini. Harga
telur ayam dijual sekitar 22.400 per kg, naik dari posisi sebelumnya dikisaran
20.800 per kg. Namun kenaikan harga telur ayam tersebut terbilang masih dalam
batas kenaikan yang wajar.
Cabai merah juga masih
bertahan mahal dikisaran 40 ribu per kg, sementara itu cabai rawit juga
bertahan dikisaran 34 ribu per kg. harga cabai ini menjadi harga yang paling
besar pengaruhnya terhadap pembentukan laju tekanan inflasi. Harga daging ayam
juga naik menjadi 34 ribuan per kg. dari sebelumnya 30 ribu per kg.
Diharapkan, lanjut Gunawan,
pemerintah daerah perlu melakukan sidak dan sebaiknya memang memberikan solusi
terhadap kenaikan harga barang sejauh ini.
Menurut Gunawan, ada dua faktor utama yang berpeluang membuat harga
bisa bergejolak di awal Ramadhan nanti.
Pertama, tren permintaan
yang cenderung meningkat menjelang perayaan keagamaan. Dan kedua, ada cuaca
ekstrem yang tengah melanda wilayah Sumatera utara.
“Panas yang berlebihan ini
membuat petani harus mengeluarkan biaya ekstra untuk merawat tanaman. Sehingga
memicu kenaikan biaya produksi,” ungkapnya. [P4/relis]