Mobil Irit ITM Tercepat Kedua di SEM 2019 Sepang Malaysia

/

/ Selasa, 28 Mei 2019 / 16.57 WIB




Medan, Pilarempat.com |  Mobil buatan Institut Teknologi Medan (ITM) kembali bertarung di ajang Kompetisi Mobil Irit Tingkat Asia 2019 yang diselanggarakan Shell Global/ Shell Eco-Marathon (SEM) dengan tema, ”Shell Make the Future Live Malaysia” pada 28 April sampai 2 Mei 2019, di Sircuit Sepang Malaysia.
Manager Tim Darwin Sudarmanto mengatakan, tim ini berkekuatan 12 orang yang terdiri dari 1 orang dosen pembimbing 10 orang mahasiswa. SEM Asia 2019 ini, tim mobil Irit ITM hanya menargetkan finish pada peringkat 2 kelas ICE Proto Type Diesel dan berada pada 20 mobil terbaik Asia di Kelas ICE Campuran dan kedua target tersebut bisa dicapai kali ini.
“Diluar dugaan mobil irit ITM mampu menjadi mobil kedua tercepat dalam technical inspection di hari pertama setelah mobil Rakata dari ITB. Target tersebut sudah diprediksi dari persiapan selama 1 tahun pembuatan mobil,” ungkapnya.
Dia menambahkan, hari pertama lomba sebelum kendaraan diizinkan untuk berada di lintasan, terdapat technical inspection yang harus diikuti setiap tim. Setiap tim wajib menjelaskan tiap aspek kendaraannya mulai dari desain, safety, hingga demo kemampuan driver. Hal tersebut tentu saja supaya perlombaan berlangsung aman,” jelas mahasiswa Teknik Mesin 2015.
Tim Mobil irit ITM menyadari untuk menjadi juara 1 butuh waktu, dana dan banyaknya jam dalam kompetisi. Dari hari pertama sampai terakhir, mobil Irit mampu melahap seluruh race dan menunjukkan peningkatan.
Mahyunis menjelaskan, mobil buatan ITM ini bergabung dengan 25 mobil buatan lainnya dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Pada tahun 2019 ini, ITM dipercaya mengirimkan mobil dari kelas ICE Proto Type Diesel, setelah beberapa tahun lalu 2017 dan 2018 mengirimkan mobil pada kelas ICE Urban dengan bahan Bakar Alternatif Ethanol.
Tujuan kompetisi ini menciptakan suatu teknologi pada mobil yang sehemat mungkin dengan berbagai sumber energi.
Selain itu, Shell berupaya untuk menyadarkan dan mengajak generasi millenial untuk mencari solusi menghadapi energi di masa depan.
Meskipun SEM pernah diadakan 2018 lalu dan SEM 2019 memiliki perbedaan dengan tahun sebelumnya, mulai dari peserta yang lebih banyak hingga adanya inovasi yang terbaru.
“Tahun ini kita melihat banyak sekali inovasi-inovasi yang baru dari peserta yang sangat kompetitif dan lebih disiplin,” katanya.
Dalam SEM Asia 2019, mobil yang ikut serta dalam perlombaan hanya boleh menggunakan tiga jenis sumber energi. Di antaranya Internal Combustion (ICE) atau di Indonesia kita dikenal dengan istilah bahan bakar seperti bensin, solar, dan ethanol.
Kedua, sumber energi dari baterai listrik, seperti mobil listrik pada umumnya. Dan yang ketiga, sumber energi dari hydrogen yang berupa gas hydrogen. Jika mendengar kata balapan, pasti yang langsung terbayang adalah saling susul ataupun adu kecepatan.
Tapi di SEM Asia 2019 tidak melihat dari segi kecepatan, melainkan siapa yang terhemat. Dari beberapa kategori sumber energi, kecepatan mobil dilihat dari satuan pemakaian energi.
Untuk tipe internal combustion dilihat dari berapa kilometer per liter. Sama seperti menghitung konsumsi bahan bakar mobil. Sementara, pada energi baterai dilihat berapa km/Kwh. Begitu juga dengan energi hydrogen, dilihat berapa m3/liter.
Rektor ITM, Dr Mahrizal Masri MT memberikan apresiasi dan langsung menghadiri kompetisi SEM 2019 untuk memotivasi mahasiswa. [P4/isya]


Komentar Anda

Berita Terkini