Demokrasi Kriminal Membawa Rakyat Makin Melarat

/

/ Senin, 02 April 2018 / 11.11 WIB

PILAREMPAT.com-– Demokrasi kriminal tidak pernah memberikan kemakmuran pada rakyatnya. Sebaliknya, hanya ada sekelompok elit saja yang pada akhirnya makmur dan berdiri di atas penderitaan rakyat.
Hal itu diungkapkan ekonom Rizal Ramli saat berbicara di acara Nongkrong Politik dengan tema “Menuju Indonesia Emas”, di Kafe Jumpa Kawan, Jalan Wahid Hasyim Medan, Sabtu (31/3/2018) malam.
“Hari ini ada 350 bupati masuk penjara, setengah dari gubernur di Indonesia masuk penjara, ratusan anggota DPR-DPRD masuk juga. Itu artinya bukan lagi kasus orang per orang tetapi sudah sistemnya. Sistemnya harus dibenerin,” terang Rizal Ramli yang mantan Menko Kemaritim an-RI ini.
Rizal Ramli memberikan ilustrasi mengenai anak Medan pergi ke Singapura, akhirnya bisa ikut pola hidup dan taat aturan karena Singapura menegakkan aturan di tengah masyarakat.
“Sebaliknya anak Singapura datang ke Bintan dan mengikuti cara hidup orang Indonesia. Dia jadi ikut aturan kurang baik. Ada sistem yang harus diperbaiki, ada perilaku harus dirubah” kata Rizal Raml.
Dikatakan Rizal, pada tahun 2019 mendatang adalah kesempatan bagi Indonesia keluar dari demokrasi kriminal.
Dr. Rizal Ramli

“Pada 2019 nanti, kita harus ubah demokrasi kriminal menjadi demokrasi amanah dengan cara meninggalkan model penjajahan partai politik ala negara super kapitalis Amerika. Selama ini parpol kita disuruh cari uang dengan cara tidak benar, nyolong dianggaran pemerintah pusat, APBD. Total colongan beramai-ramai itu Rp 75 triliun. Hanya 10 persen disumbangkan ke partai politik, 90 persennya dibagi bagi. Itu lah sebab anggota DPR-DPRD memiliki kemakmuran jauh lebih tinggi dari rakyat jelata,” ungkap Rizal.
Dikatakannya, jadi Bupati di Indonesia perlu 50 juta dolar, partai politik akan saya biayai di tahun 2019. ''Jika saya menjadi presiden, kalau udah dibiayai negara masih ada ngacau, saya buang ke pulau yang ada nyamuk malarianya,’ tegasnya.
Rizal yang juga dikenal sebagai pakar ekonomi ini,  ingin mewujudkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 10 persen setiap tahun. Menurutnya, biasanya kalau ekonomi tumbuh hutang meningkat. Jadi ada cara untuk membayar hutang, asal berani membayar dan melakukan kebijakan yang menguntungkan.
"Tahun 2019 kita akan buat pertumbuhan ekonomi kita naik sepuluh persen agar anak muda kita semua bekerja, kalau anak muda tiga puluh tahun lagi menganggur bakal menjadi masalah besar negara ini nantinya,” pungkasnya. [P4/is]
Komentar Anda

Berita Terkini