KDK OJK Mahendra Siregar Sambut Positif Peresmian Bursa Karbon Indonesia

/

/ Selasa, 26 September 2023 / 23.24 WIB

 

Ketua Dewan Komisioner (KDK) OJK, Mahendra Siregar saat memberi kata sambutannya pada peresmian Bursa Karbon Indonesia (foto:istimewa)

Jakarta, PILAREMPAT.com  – Pelaksanaan Bursa Karbon Indonesia yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan seizin Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) Selasa, (26/09/ 2023).

 

Dalam kesempatan itu, seperti keterangan resmi yang diterima para wartawan, Ketua Dewan Komisioner (KDK) OJK, Mahendra Siregar (foto) happy menyambut peresmian ini dan mengatakan bahwa pendirian Bursa Karbon Indonesia merupakan momentum bersejarah bagi Indonesia.

Terutama, kata dia, dalam mendukung upaya Pemerintah mengejar target untuk menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sesuai ratifikasi Paris Agreement.

“Bursa karbon Indonesia akan menjadi salah satu bursa karbon besar dan terpenting di dunia,” ucap Mahendra.

Termasuk, ujarnya, dalam hal volume maupun keragaman unit karbon yang diperdagangkan dan kontribusinya kepada pengurangan emisi karbon nasional maupun dunia.

“Hari ini kita memulai sejarah dan awal era baru itu,” kata Mahendra Siregar.

Indonesia, sebut dia, memiliki target menurunkan emisi GRK sebesar 31,89% yang dilakukan tanpa syarat dan tanpa bantuan internasional, atau sebesar 43,2 namun dengan dukungan internasional dari tingkat emisi normalnya atau Business As Usual pada 2030.

Diungkap Mahendra, sesuai berlakunya UU No. 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK), OJK memiliki kewenangan dalam mengatur dan mengawasi perdagangan karbon melalui Bursa Karbon di Indonesia.

Menurutnya, tujuan yang sangat penting dari perdagangan karbon di Indonesia, yaitu memberikan nilai ekonomi atas unit karbon yang dihasilkan.

Atau pun, ujarnya, atas setiap upaya pengurangan emisi karbon ini guna tercapainya target NDC (Nationally Determined Contributions) dari Pemerintah Indonesia dan optimalisasi potensi Indonesia sebagai negara produsen unit karbon

Mahendra mengatakan, dalam mempersiapkan perdagangan karbon di Bursa Karbon, OJK bersama Kementerian dan Lembaga terkait, dan dengan dukungan lembaga Internasional, telah melakukan sosialisasi selama periode Juli sampai September.

“Termasuk dengan mengadakan Seminar Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Peluang Perdagangan Karbon di Indonesia di lima kota yaitu Kota Surabaya, Balikpapan, Makasar, Medan dan puncak dari rangkaian seminar diadakan di Kota Jambi,” ujar Mahendra.

Sementara itu, terangnya,  untuk mendorong suksesnya penyelenggaraan perdagangan perdana unit karbon di Bursa Karbon, berdasarkan data dari Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero) terdapat 99 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara, yang berpotensi ikut perdagangan karbon tahun ini.

Jumlah ini setara dengan 86% dari total PLTU Batu Bara yang beroperasi di Indonesia. Selain dari sub sektor pembangkit tenaga listrik, perdagangan karbon di Indonesia ke depan juga akan diramaikan oleh sektor lain yang merupakan sektor prioritas pemenuhan NDC.

Seperti sektor Kehutanan, Pertanian, Limbah, Migas, Industri Umum dan yang akan menyusul dari sektor Kelautan.

Di awal perdagangan karbon ini, secara bertahap akan dilaksanakan perdagangan dengan memastikan unit karbon yang berkualitas, dimulai dari emisi (Emission Trading System/ ETS) ketenagalistrikan dan sektor kehutanan. [P4/rel]


Komentar Anda

Berita Terkini