MEDAN, PILAREMPAT.com | Pelatihan Kelas Ekspor Untuk UMKM Sumut tembus pasar global yang berlangsung secara virtual selama tiga hari, (22-24/6/2021) merupakan salah satu upaya dalam mendorong pengembangan dan peningkatan ekspor produk UMKM di wilayah Sumut.
Hal tersebut dikatakan Kepala Kantor Perrwakilan Bank Indonesia (KPw-BI), Soekowardojo saat pembukaan pelatihan kelas ekspor Sumut. Pelatihan diikuti 70 UMKM, terdiri atas 57 UMKM Binaan KPw BI Provinsi Sumut, KPw BI Pematang Siantar dan KPw BI Sibolga serta UMKM binaan/mitra Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumut.
Kegiatan tersebut digelar BI KPw Sumut bekerjasama dengan
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Sumatera Utara (DJBC Sumut),
Balai Besar Karantina Pertanian Belawan (BBKP Belawan), Balai Karantina Ikan
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Medan I (BKIPM I Medan).
Adapun materi narasumber adalah Perizinan Usaha dan
Pengenalan Akuntansi Laporan Keuangan (PKN STAN), Tatalaksana Ekspor (Kanwil
DJBC Sumut), Tatalaksana dan Perizinan Ekspor Produk Pertanian (BBKP Belawan),
Tatalaksana dan Perizinan Produk Perikanan (BKIPM I Medan). Kemudian, Tutorial
Pengisian Modul Pengguna Jasa dan Modul Ekspor (KPPBC TMP B Kuala Namu), Hak
dan Kewajiban Wajib Pajak (Kanwil DJBC Sumut).
Hadir saat itu Kepala Kantor Wilayah Bea dan Cukai Sumut
Ambang Priyonggo, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Belawan Andi PM
Yusmanto AM SP MH, Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumut
Hendrik Sitompul, Kepala Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu (BKIPM) Medan I
Muhammad Burlian SPi MSi.
Soekowardojo menyambut baik sinergi, kerjasama antar
stakeholder dalam penyelenggaraan event seperti ini. “Kami memandang pelatihan
kelas ekspor bagi UMKM yang diselenggarakan ini sangat relevan dan diperlukan
untuk mendorong ekspor produk- produk UMKM terutama dari wilayah Sumut,”
katanya seraya menambahkan, bahwa kegiatan ini sejalan dengan upaya yang
dilakukan pemerintah, Bank Indonesia dan semua pihak dalam mendorong
akses ke pasar global atau ekspor UMKM, atau UMKM Go Ekspor.
Diakuinya, pelaku UMKM begitu berperan dalam perekonomian
Indonesia, baik dari sisi jumlah, kontribusi terhadap PDB, penyerapan tenaga
kerja, maupun porsi terhadap ekspor non migas,” katanya.
Ia menyebutkan, berdasarkan data Kementerian Koperasi dan
UKM tahun 2018, Pangsa UMKM mencapai sekitar 64,19 juta unit usaha atau 99,99
persen dari populasi perusahaan di Indonesia.
Sedangkan penyerapan tenaga kerja mencapai 116,97 juta
tenaga kerja atau 97,05 persen dari total tenaga kerja. UMKM juga berkontribusi
sekira Rp5.721,14 triliun atau 57,24% terhadap PDB, dan menyumbang sekira
Rp293.840,9 miliar atau 14,37 persen terhadap ekspor non migas.
“Kami berharap Kanwil Bea dan Cukai Sumut dapat menyampaikan
data mengenai kontribusi ekspor Sumut, termasuk jenis komoditi yang diekspor,
negara tujuan ekspor, serta kontribusi ekspor produk UMKM, dan peluang ekspor
produk ke berbagai negara,” kata Soekowardojo.
Soekowardojo mengakui, dalam pelaksanaan program
pengembangan UMKM, perlu kolaborasi, sinergi, kerjasama berbagai pihak
sebagaimana kegiatan yang dilakukan dalam tiga hari ini.
“Kami berharap, pengetahuan dan informasi yang diperoleh
dari pelatihan ini, dapat menambah pengetahuan peserta terkait prosedur ekspor,
berbagai informasi yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong perluasan akses
pasar, terutama ekspor,” ujarnya. [P4/sya]