Rapat tersebut membahas isu strategis antara lain, percepatan realisasi APBD 2024, penggajian perangkat desa, pemberian hibah, kebersihan dan pengelolaan WFC, Rabu (03/01/2024).
Hal ini dilakukan guna mengantisipasi tumpukan sampah, selain menambah personil petugas kebersihan, sambung Bupati, perlu penertiban terhadap pedagang asongan yang berjualan di pelataran WFC. Selain itu juga terkait adanya fenomena atau eksodus pedagang asongan yang tidak bertanggungjawab terhadap kebersihan.
Sementara itu, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar), Tetty Naibaho menyampaikan dari 8 Objek Wisata yang dikelola pemerintah, jumlah kunjungan sebanyak 25.621, kunjungan mulai 23 Desember 01 Januari 2024, dan akan diperkirakan masih bertambah. Secara umum di WFC terdapat, 2000-6000 kunjungan per malam untuk menyaksikan air menari. Semua kegiatan sangat memberikan respon yang positif, pengunjung dari Papua, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan daerah lainnya.
Selanjutnya untuk hotel dan home stay full booking dan rumah makan padat, bahkan ada yang sampai berkemah. Objek wisata Lagundi yang baru dilaunching 28 Desember lalu juga menjadi salah satu sasaran pengunjung, minimal 20 mobil dan sepeda motor yang datang /hari. Jumlah kunjungan yang dikelola objek swasta, belum masuk dan masih menunggu data.
Dengan capaian diatas, Bupati menegaskan agar Badan Pengelola Keuangan dan Asset Daerah diharapkan segera melakukan penagihan pajak untuk mencapai target PAD.
“Dalam Percepatan APBD 2024, masing-masing dinas diminta untuk segera membentuk struktur pengelolaan anggaran, mulai PPTK, KPA, PPK sehingga DPA secepatnya dapat dicetak. Sementara itu, penggajian kepada desa dan perangkat desa diharapkan dapat sejalan dengan penggajian ASN,” imbaunya. (P4/MTurnip)
