Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (BPS Sumut), Nurul Hasanudin sedang memaparkan statistik perekonomian Sumut pada bulan April 2023, di kantornya, Selasa (2/5/2023). (Foto:P4/Isya)
Medan, PILAREMPAT.com – Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara (BPS Sumut), Nurul Hasanudin menyebutkan, pada April 2023 ini Sumut mengalami deflasi sebesar 0,18 persen.
“Cabai merah merupakan
komoditas dominan yang utama memberikan andil deflasi month to month (mtm)
yaitu sebesar 0,19 persen,” ujar Hasanudin, di Kantor BPS Sumut, Medan, Selasa
(2/5/2023).
Berdasarkan data BPS Sumut tercatat, sebutnya, harga cabai merah yang
mengalami penurunan signifikan hingga Rp 23 ribu per kilogram menjadi penyebab
terjadinya deflasi.
Bahkan dari hasil pantauan di Pasar Sukaramai
Medan, harga cabai merah sempat anjlok hingga turun menjadi Rp 10 ribu per
kilogram pada Kamis (27/4/2023).
Komoditas lainnya penyebab deflasi adalah tomat
sebesar 0,10 persen, ikan tongkol/ambu-ambu sebesar 0,06 persen, bawang merah,
daging ayam ras, dan ikan dencis masing-masing sebesar 0,04 persen dan cabai
rawit sebesar 0,03 persen.
Hasanudin juga mengungkap, gabungan lima kota di Sumut (Sibolga,
Pematangsiantar, Medan, Padangsidimpuan, dan Gunungsitoli) mengalami inflasi
tahunan sebesar 4,16 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 112,88.
Dari lima kota IHK di Sumut, katanya inflasi yoy
tertinggi terjadi di Sibolga sebesar 5,11 persen dengan IHK sebesar 116,69 dan
terendah di Gunungsitoli sebesar 3,20 persen dengan IHK sebesar 114,12.
“Inflasi yoy terjadi karena adanya kenaikan harga
yang ditunjukkan naiknya seluruh indeks harga kelompok pengeluaran, yaitu
kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 3,28 persen,” katanya.
Sedangkan kenaikan pada kelompok pakaian dan alas
kaki sebesar 3,82 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar
rumah tangga sebesar 1,38, serta kelompok perlengkapan, peralatan, dan
pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,83 persen.
Demikian juga pada kelompok kesehatan sebesar 2,37
persen, kelompok transportasi sebesar 16,54 persen, kelompok informasi,
komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,30 persen, kelompok rekreasi, olahraga,
dan budaya sebesar 7,00 persen.
Kemudian kelompok pendidikan sebesar 0,56 persen,
kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 4,23 persen dan
kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 5,21 persen.
Dikatakannnya, komoditas utama penyumbang inflasi
yoy pada April 2023, antara lain bensin, beras, rokok kretek filter, angkutan
udara, angkutan dalam kota, telur ayam ras, dan ikan dencis.
Pada April 2023 tingkat inflasi yoy sebesar 4,16
persen dan tingkat inflasi year to date (ytd) sebesar 0,10 persen.
Sedangkan tingkat inflasi year on year (yoy) untuk April 2022 dan April 2021
masing-masing sebesar 3,63 persen dan 1,80 persen.
Sementara, tingkat inflasi ytd April 2022 dan April 2021 masing-masing
sebesar 1,99 persen dan 0,09 persen.
Sementara itu komoditas yang memberikan andil deflasi yoy, antara lain
cabai merah, minyak goreng, daging ayam ras, tomat, bawang merah, cabai rawit,
dan sabun cair/cuci piring. [P4/sya]