BI Pertahankan Suku Bunga Acuan, Rupiah dan IHSG Menguat Tajam

/

/ Kamis, 23 November 2023 / 19.29 WIB



Jakarta, PILAREMPAT.com -- Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 22-23 November 2023 memutuskan untuk mempertahankan suku tetap sebesar 6,00 %, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen dan suku bunga Lending Facility senilai 6,75 %.

RDG BI yang dipimpin oleh Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan, keputusan itu tetap konsisten melalui kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global. Serta sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi dampaknya terhadap inflasi barang impor (imported inflation).

Sehingga inflasi tetap terkendali dalam sasaran 3,0±1 persen tahun 2023 dan 2,5±1 persen pada 2024.

Sedangkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh dengan penguatan implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan penurunan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) untuk mendorong kredit/pembiayaan kepada dunia usaha.

“Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran termasuk digitalisasi transaksi keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, juga terus didorong untuk perluasan inklusi ekonomi dan keuangan digital,” sebut Perry, Kamis (23/11/2023)

IHSG Menguat Tajam

Sementara itu, kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan hari ini. IHSG beberapa kali mencoba untuk menguat di atas level 7.000. Akhirnya IHSG mampu mampu ditutup di level 7.004,3 atau naik 1.41%. IHSG menguat setelah tekanan jual pada dua hari perdagangan terakhir. 

"Semua sentimen di pekan ini pada dasarnya mendukung penguatan pada IHSG. Dan koreksi selama dua hari perdagangan terakhir dinilai sebagai koreksi sehat yang lebih banyak digerakkan oleh faktor teknikal," kata Gunawan Benjamin,S.Kom,M.Si kepada Pilarempat.com, Kamis sore (23/11/2023).

Pada perdagangan hari ini, ungkapnya, Asing terpantau melakukan jual bersih senilai 511 milyar. Sementara itu, mata uang rupiah terpantau berbalik menguat setelah sempat melemah cukup dalam di atas level 15.600. Rupiah disesi penutupan perdagangan sore berbalik menguat tajam, dan mengurangi kerugian besarnya di level 15.550. 

"Penguatan mata uang Rupiah juga beriringan dengan keputusan Bank Indonesia yang menetapkan besaran bunga acuannya. Dimana Bank Indonesia tetap mempertahankan besaran bunga acuannya di level 6 persen. Tren perkembangan suku bunga acuan kedepan yang diproyeksikan akan mengalami penurunan, membuat bunga acuan memang semestinya tidak perlu dinaikkan lagi," ujar Gunawan yang juga Dosen Fak.Ekonomi UISU Medan ini.

Menurutnya, meskipun ekspektasi kemungkinan kenaikan suku bunga acuan global bisa saja salah, namun indikator terakhir menunjukan ada peluang dimana siklus kenaikan bunga acuan sudah terhenti.

Disisi lainnya, laju tekanan inflasi di tanah air juga berjalan sangat lamban dan cenderung dibawah target Bank Indonesia. Sehingga suku bunga acuan di tahun depan diproyeksikan akan turun seiring melemahnya laju tekanan inflasi dan potensi berakhirnya siklus pengetatan kebijakan moneter di banyak bank sentral di dunia.

Sementara itu, kinerja harga emas pada perdagangan sore ini ditransaksikan menguat di level $1.992 per ons troy. Tidak ubahnya dengan IHSG serta Rupiah, harga emas juga tengah mencari momen penguatan untuk melewati level 2.000. 

"Dan gencatan senjata yang dilakukan antara Israel – Hamas seperti menjadi kabar yang kurang begitu baik bagi harga emas," pungkasnya. [P4/sya]

Komentar Anda

Berita Terkini