Medan, PILAREMPAT.com : Hingga Agustus 2023, order produk asal Sumatra Utara (Sumut) dari buyer (pembeli) asal luar negeri masih lemah. Hal itu berdampak pada kinerja ekspor Sumatra Utara (Sumut) pada periode Januari-Agustus 2023. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, ekspor Sumut merosot hingga 21,06% menjadi US$ 6,971 miliar dari Januari-Agustus 2022 senilai US$ 8,832 miliar.
Melempemnya ekspor Sumut dipicu kinerja sektor industri yang anjlok hingga 22,26% dari US$ 8,396 miliar menjadi US$ 6,527 miliar di tahun ini. Penurunan sektor industri memang sangat berpengaruh terhadap kinerja ekspor Sumut secara keseluruhan. Karena sektor industri berkontribusi hingga 93,62% terhadap total ekspor Sumut.
"Selain sektor industri, ekspor sektor pertanian juga turun 9,89% dari US$ 435,650 juta di Januari-Agustus 2022 menjadi US$ 392,251 juta di periode yang sama tahun ini. Meski porsinya hanya 5,63% terhadap total ekspor Sumut, namun penurunan tersebut juga memberikan dampak pada kinerja ekspor Sumut," terang Nurul Hasanudin,Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Selasa (3/10/2023).
Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian di periode Januari-Agustus sudah melesat 15.453,31% dari US$ 333.000 menjadi US$ 51,823 juta di tahun ini. Namun meski melesat jauh, sektor ini tidak berkontribusi besar karena porsinya hanya 0,74% dari total keseluruhan ekspor Sumut.
Berdasarkan data BPS Sumut, ekspor golongan barang utama Sumut pada Januari-Agustus 2023 yang mengalami penurunan yakni lemak dan minyak hewan/nabati sebesar 17,93% dari US$ 3,653 miliar menjadi US$ 2,998 miliar. Kemudian berbagai produk kimia turun 34,46% dari US$ 1,251 miliar tahun lalu menjadi US$ 820,399 juta. Kemudian karet dan barang dari karet jeblok 39,11% dari US$ 850,798 juta menjadi US$ 518,085 juta dan bahan kimia organik turun 49,98% dari US$ 626,261 juta menjadi US$ 313,263 juta.
"Golongan barang yang turun lagi yakni kopi, teh dan rempah-rempah turun 11,81 persen dari US$ 307,175 juta menjadi US$ 270,882 juta dan kayu, barang dari kayu turun 17,47 persen menjadi US$ 141,666 juta. Selain itu, ekspor ikan dan udang juga turun 5 persen menjadi US$ 186,391 juta," ungkap Hasan.[P4/rel/sya]