Uang Rupiah (ilustrasi-foto:Republika
Medan, PILAREMPAT.com - Kinerja mata uang rupiah pada sesi perdagangan menjelang siang sempat terpuruk hingga dekati level 15.850 pr US Dolarnya.
“Tetapi, mata uang rupiah
mampu mengurangi kerugiannya, setelah Bank Indonesia menaikkan besaran bunga
acuan (BI 7 DRR) sebesar 25 basis poin (bsp) menjadi 6 persen. Rupiah ditutup di
level 15.810 per US Dolar pada hari ini. Kebijakan BI ini memperlebar jarak
antara BI 7 days Repo Rate dengan bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS),”
ujar Gunawan Benjamin, pengamat ekonomi dan pasar modal Sumut kepada
PILAREMPAT.com, Kamis sore (19/10/2023).
Menurutnya, kebijakan BI
memang mampu meredam tekanan pada mata uang rupiah. Akan tetapi seperti yang
diprediksikan di awal, sekalipun BI menetapkan besaran bunga acuannya bukan
berarti rupiah tidak akan melemah terhadap US Dolar.
“Karena pokok permasalahan
pelemahan mata uang rupiah ada pada rencana kenaikan bunga acuan yang akan
diambil oleh Bank Sentral AS,” pungkas Gunawan yang juga dosen Fakultas Ekonomi
UISU Medan ini.
Disisi lain, ungkapnya, kenaikan
harga minyak mentah belakangan ini seiring meningkatnya tensi geopolitik di
timur tengah memunculkan kekuatiran bahwa inflasi maupun suku bunga acuan
global akan merangkak lebih tinggi lagi. Dan eskalasi konflik yang dikuatirkan
akan meluas juga memberikan dampak serius pada kemungkinan gangguan keamanan
yang bisa memicu terjadinya tekanan pada mata uang.
Sementara itu, kinerja pasar
saham sedikit berbeda pola pergerakannya dibandingkan Rupiah. IHSG di sesi
kedua hingga penutupan justru mengalami pelemahan. IHSG ditutup turun 1.18% di
level 6.846,43. Kinerja IHSG terpuruk beriringan dnegan memburuknya kinerja
bursa di Asia.
Data pertumbuhan ekonomi
China tidak mampu memulihkan kinerja pasar saham di kawasan Asia termasuk IHSG.
Pelaku pasar saham juga
tengah menanti bagaimana testimony Gubernur Bank Sentral AS malam ini. Pelaku
pasar masih sangat pesimis, dimana konflik di timur tengah akan lebih menebar
ancaman kenaikan laju tekanan inflasi kedepan.
“Pasar sudah tidak lagi
hanya akan menjadikan testimoni Gubernur The FED sebagai acuan, namun situasi
yang memungkinkan kenaikan harga minyak mentah juga akan menjadi pertimbangan
dalam investasi,” terangnya lagi.
Tidak seperti biasanya,
dimana saat ada kemungkinan kenaikan bunga acuan harga emas selalu mengalami
pelemahan. Harga emas belakangan ini masih berada dalam tren menguat. Harga
emas benar-benar diuntungkan dengan konflik timur tengah. Harga emas pada
perdagangan sore ini ditransaksikan menguat di level $1.950 per ons troy nya.
[P4/sya]