ilustrasi Gedung Bank Indonesia (P4/istimewa)
Jakarta, PILAREMPAT.com - Bank Indonesia (BI) mencatat instrumen moneter Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) telah dilelang sembilan kali sejak 15 September. Penerbitan itu disambut baik oleh para investor yang tercermin pada tingginya penawaran dibandingkan dengan target (over subscribed).
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, SRBI telah mencapai outstanding Rp
113,70 triliun dari lelang sembilan kali hingga 17 Oktober 2023. Hal yang baik
juga diikuti dengan transaksi di pasar sekunder.
"Hingga 17 Oktober 2023 lelang SRBI telah
dilakukan sembilan kali dengan outstanding mencapai Rp 113,70 triliun.
Perkembangan tersebut juga diikuti dengan transaksi di pasar sekunder,"
kata Perry dalam konferensi pers, Kamis (19/10/2023).
Selain itu, penerbitan SRBI juga mendukung
masuknya aliran investasi portofolio asing. Hal itu tercermin pada net beli
SRBI oleh investor nonresiden Rp 9,81 triliun.
"Berbagai perkembangan ini secara umum
menunjukkan SRBI dapat menggantikan peran Reverse Repo (RR) SBN sebagai
instrumen moneter kontraksi dan sekaligus dapat menarik aliran modal masuk
untuk memperkuat ketahanan eksternal ekonomi Indonesia dari dampak rambatan
global," ungkapnya.
Dijelaskan, SRBI merupakan bagian dari operasi
moneter untuk menarik aliran modal asing di tengah gejolak pasar keuangan
global yang terjadi belakangan ini. Sekuritas ini diterbitkan BI dengan
underlying aset berupa SBN yang dimiliki BI dengan jangka waktu sampai 12 bulan.
Dalam kaitan ini, kebijakan suku bunga diperkuat
dengan penerbitan instrumen moneter SRBI yang pro-market, dalam rangka
memperkuat upaya pendalaman pasar uang dan mendukung upaya menarik portofolio
inflows, dengan mengoptimalkan aset SBN yang dimiliki BI sebagai underlying.
[P4/dtf]