Februari 2023 Sumut Deflasi, Tantangan Menjinakkan Inflasi di Tahun Ini Cukup Sulit...

/

/ Rabu, 01 Maret 2023 / 15.15 WIB

 Ilustrasi Pedagang Sembako (Foto: Dok. Kementan)

Medan, PILAREMPAT.com -- Laju inflasi Sumatera Utara (SUMUT) berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumut, di Februari 2023, secara bulanan negatif atau deflasi sebanyak 0.31%. Tetapi sejauh ini inflasi masih sulit untuk dijinakkan. SUMUT bahkan sudah kedodoran di awal karena pada bulan Januari 2023 merealisasikan inflasi 0.91%. 

"Besaran inflasi di awal tahun tersebut membuat tugas pengendalian inflasi sepanjang tahun 2023 menjadi lebih sulit. Meskipun saya menyakini bahwa laju inflasi di SUMUT masih akan sesuai dengan target atas BI di angka 3% plus 1%, " ujar Gunawan Benjamin, MSi, pengamat ekonomi Sumut kepada media ini, Rabu (1/3/2023).

Menurutnya, di tahun ini, ada beberapa tantangan yang dihadapi SUMUT dalam pengendalian inflasi. Tantangan yang sudah terlihat di depan mata adalah musim kemarau yang akan membuat produktifitas tanaman pangan berpeluang turun. 

"Tentunya akan mendorong penurunan stok dan sangat berpeluang memicu terjadinya kenaikan harga," kata Gunawan yang juga Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut ini.

Selanjutnya, ungkapnya adalah mahalnya biaya input produksi. Hal ini dipicu oleh kenaikan harga pupuk sebelumnya, sehingga harga kebutuhan pangan produksi petani cenderung bertahan di harga mahal. Dan sulit diharapkan bisa turun di tahun 2023 ini. Dan bukan tidak mungkin biaya input produksi bisa mengalami kenaikan di luar kenaikan harga pupuk.

Dengan laju tekanan inflasi yang terbilang tinggi di tahun 2022, dan inflasi juga masih terus bertahan tinggi di awal tahun ini 5.88% secara Year on Year (YoY). Petani pada dasarnya mengkuatirkan kenaikan biaya produksi lainnya seperti upah buruh tanam, upah traktor atau olah lahan, hingga upah panen.

Tantangan selanjutnya adalah masih ada ancaman kenaikan harga BBM di tahun 2023. Setelah China tidak lagi memberlakukan lockdown, dikuatirkan tren harga minyak dunia naik, dikarenakan demand yang cukup tinggi akibat aktifitas ekonomi yang kembali menggeliat. Nah itu adalah tantangan besar pengendalian inflasi di tahun ini.

Diluar itu, terang Gunawan, ada ancaman lain yang sifatnya sulit untuk diprediksikan. Salah satunya adalah dampak perang terhadap instabilitas ekonomi global. Sejauh ini memang belum begitu memberikan perubahan baru atau tantangan baru bagi pengendalian harga. Akan tetapi yang menjadi persoalan adalah perang masih berlanjut dengan eskalasi yang kian meningkat.

"Untuk mewujudkan laju tekanan inflasi yang terkendali. Saya menilai tantangannya di tahun ini tidaklah mudah. Saya yakin TPID SUMUT sudah memahami benar persoalan pengendalian infasi di tahun ini. Yang peting bagaimana koordinasi masing masing instansi, ditambah dengan eksekusi kebijakan yang efektif sebagai mitigasi dalam meminimalisir kemungkinan lompatan inflasi yang di luar ekspektasi," pungkasnya. [P4/sya]

Komentar Anda

Berita Terkini