MEDAN, PILAREMPAT.com - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI ) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) kembali mengimbau masyarakat untuk tetap bijak dalam berbelanja dan berhati-hati dalam melakukan Penukaran Uang Rupiah (PUR).
Imbauan itu disampaikan Kepala KPw BI Sumut, Doddy Zulverdi saat Bincang Bareng Media (BBM) bersama Wartawan Ekonomi,di Kantor KPw-BI Sumut Jalan Balai Kota No.4 Medan, Selasa (26/4/2022).
Dalam kegiatan yang digelar secara online
dan offline tersebut, Doddy Zulverdi juga mengimbau masyarakat untuk tetap
berbelanja secara bijak, guna menjaga stabilitas harga bahan pokok menjelang
Hari Raya Idul Fitri yang semakin dekat.
Pada
kegiatan tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara
juga menyampaikan informasi terkait perkembangan ekonomi terkini, serta
perkembangan pemenuhan kebutuhan uang kartal selama Ramadhan dan menjelang Idul
Fitri.
“Pemulihan
ekonomi global diprakirakan tetap berlanjut meski lebih rendah menjadi 3,5%
dari proyeksi sebelumnya yang mencapai 4,4%. Kondisi tersebut didorong oleh
masih berlanjutnya ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang berdampak pada
pelemahan transaksi perdagangan, kenaikan harga komoditas, dan ketidakpastian
pasar keuangan global. Volume perdagangan dunia juga diprakirakan lebih rendah,
sementara harga komoditas global terus mengalami peningkatan sehingga turut
memberikan tekanan pada inflasi global, “ terang Doddy Zulverdi.
Di
tengah perlemahan ekonomi global sambungnya, Bank Indonesia memperkirakan
pemulihan ekonomi nasional tetap berlangsung pada Tahun 2022 meski sedikit
lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi nasional
diperkirakan akan berada pada angka 4,5-5,3% lebih rendah dari proyeksi awal
sebesar 4,7-5,5% dipengaruhi oleh volume ekspor yang tertahan seiring dengan
lebih rendahnya ekonomi dan volume perdagangan global.
Namun
demikian, sejumlah indikator ekonomi domestik seperti mobilitas masyarakat, dan
penjualan eceran masih mengindikasikan pemulihan. Di sisi lain, tingkat inflasi
tetap terkendali di tengah permintaan domestik yang mulai meningkat.
Sejalan dengan ekonomi nasional, pemulihan ekonomi
Sumatera Utara juga terus berlangsung pada tahun 2022 meskipun masih berjalan
secara gradual. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara pada tahun 2022 juga masih
diperkirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya dengan kisaran 3,7-4,5%
didorong oleh terus meluasnya vaksinasi yang dapat mendorong mobilitas dan
konsumsi masyarakat, serta tetap tingginya harga komoditas utama yang dapat
menjaga kinerja ekspor Sumatera Utara.
Namun
tetap perlu diwaspadai sejumlah faktor yang dapat menahan pertumbuhan, seperti
merebaknya varian baru Covid-19 dan masih berlanjutnya konflik geopolitik
internasional yang dapat mendorong investor untuk berperilaku 'wait and see'.
Peningkatan
konsumsi masyarakat, khususnya pada periode Ramadhan dan menjelang Idul Fitri,
berpotensi mendorong kenaikan harga. Pada Maret 2022, inflasi mencapai sebesar
0,71% (mtm) atau 3,26% (yoy) yang didorong kenaikan harga tanaman hortikultura
seperti cabai merah.
“Berdasarkan
pengamatan hingga menjelang Idul Fitri, harga beberapa komoditas seperti minyak
goreng dan gula pasir cenderung mengalami peningkatan. Sementara itu, harga
komoditas daging sapi, cabai merah, serta cabai rawit terpantau menunjukkan
tren penurunan dan untuk harga komoditas pangan lainnya relatif stabil. Sebagai
antisipasi kenaikan harga pada masa HBKN serta untuk memastikan ketersediaan
barang di pasar, TPID Sumatara Utara dan TPID Kab/Kota bersama Satgas Pangan
dan Bulog telah melaksanakan monitoring harga dan sidak pasar selama Ramadhan
dan menjelang Idul Fitri, “ papar Doddy.
Bank
Indonesia juga mengimbau agar masyarakat tetap berbelanja secara bijak dan
sesuai kebutuhan agar kestabilan harga tetap terjaga. Inflasi Sumatera Utara
pada bulan April 2022 diperkirakan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya,
khususnya pada komponen volatile food (komoditas hortikultura dan perikanan)
seiring dengan melimpahnya pasokan (musim panen) yang juga didukung dengan
cuaca yang baik.
Secara keseluruhan tahun 2022, inflasi Sumatera
Utara diperkirakan akan lebih tinggi dari tahun 2021, namun masih dalam rentang
sasaran 3%±1%. Peningkatan inflasi didorong oleh pemulihan ekonomi, tercapainya
herd immunity, penanganan pandemi Covid-19 yang semakin baik, serta mobilitas
masyarakat, dan permintaan yang meningkat. Berbagai potensi sumber tekanan
inflasi, baik dari internal maupun eksternal, perlu menjadi perhatian untuk
menjaga pengendalian inflasi tahun 2022.
Memasuki
akhir bulan Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri, Bank Indonesia juga
memastikan ketersediaan uang Rupiah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat.
Memasuki minggu ketiga April, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Sumatera Utara telah mengedarkan sekitar Rp3,27 triliun kepada masyarakat dan
akan terus bertambah hingga menjelang Hari Raya Idul Fitri nanti. Layanan
penukaran uang Rupiah bagi masyarakat tetap dibuka, baik melalui kas keliling
Bank Indonesia maupun melalui perbankan.
Guna
menghindarkan masyarakat dari risiko uang palsu dan kerugian lainnya, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara mengimbau masyarakat untuk
melakukan penukaran uang Rupiah di lokasi penukaran resmi yang telah disediakan
oleh Bank Indonesia dan perbankan.
Masih
dikatakannya lagi, dalam rangka memastikan ketersediaan infrastruktur layanan
transaksi keuangan bagi perbankan dan masyarakat tetap berjalan dengan lancar
selama periode libur Idul Fitri dan cuti bersama, Bank Indonesia melakukan
penyesuaian kegiatan operasional.
Sebagian
layanan operasional seperti BI-RTGS, BI-SSSS, BI-ETP dan SKNBI tidak
beroperasi, sementara untuk layanan penyelenggaraan sistem BI-FAST tetap akan
beroperasi sesuai jadwal yang berlaku (beroperasi 24 jam 7 hari) guna memenuhi
kebutuhan transfer dana masyarakat. Penyesuaian tersebut berlaku pada tanggal
29 April dan 2-6 Mei 2022, dan akan kembali normal mulai tanggal 9 Mei 2022.
Untuk pelaksanaan kegiatan
operasional perbankan, akan menjadi pertimbangan dan kewenangan masing-masing
bank. Namun demikian, Bank Indonesia mengimbau perbankan untuk dapat maksimal
memenuhi kebutuhan masyarakat akan likuiditas dan kelancaran transaksi selama
libur Idul Fitri. [P4/sya]