MEDAN
| PILAREMPAT.COM---Walau masih di atas harga eceran
tertinggi (HET), selama bulan Februari 2022 harga semua jenis minyak goreng
(migor) di Kota Medan mengalami penurunan dibanding sebelumnya. Penurunan harga
migor dan sejumlah komoditas lainnya ini dicatat oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) Sumut sebagai salah satu penyebab deflasi di Kota Medan.
"Komoditas
utama penyumbang deflasi selama Februari 2022 di Medan antara lain minyak
goreng, daging ayam ras, telur ayam ras, angkutan udara, cabai rawit, ikan
dencis, dan ikan tongkol atau disebut ikan ambu-ambu," kata Kepala BPS
Sumut, Nurul Hasanudin M.Stat, dalam paparannya secara daring, selasa (1/2/2022).
Nurul
mengatakan, dari 24 kota yang dicatat dalam indeks harga konsumen (IHK) oleh
BPS untuk Pulau Sumatera, ada 18 kota yang tercatat mengalami deflasi.
Deflasi
tertinggi, sebutnya, terjadi di Tanjung Pandan, Provinsi Bangka Belitung
(Babel) sebesar 2,08 persen dengan IHK sebesar 109,20 dan terendah di Kota
Palembang, ibukota Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sebesar 0,01 persen
dengan IHK sebesar 107,54.
Hasanudin
mengungkapkan, deflasi yang dialami kota Medan terjadi karena adanya penurunan
harga dari lima kelompok pengeluaran. Yaitu kelompok makanan, minuman, dan
tembakau sebesar 0,82 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen, kelompok
transportasi sebesar 1,09 persen, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa
keuangan sebesar 0,03 persen, serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya
sebesar 0,04 persen.
"Kota
lain di Sumatera Utara yang mengalami deflasi selain kota Medan adalah Kota
Sibolga, yakni sebesar 0,21 persen," ujar Hasanudin.
Sekadar
informasi, Nurul Hasanudin adalah pimpinan baru BPS Sumut menggantikan Dr.H
Syech Suhaimi yang telah memasuki masa pensiun dan kini aktif menjadi
akademisi di Universitas Sumatera Utara (USU). [P4/sya/ril]