MEDAN | PILAREMPAT.COM-- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar media briefing melalui Virtual zoom bersama awak pers.
Langkah
itu, Guna mengenalkan peran dan kebijakan dalam mendukung program
Pengembangan UMKM. Pada
kegiatan yang berlangsung pukul 14.00 WIB, Jum’at (4/2/2022) sore.
Advisor
Strategic Committee OJK sekaligus Ketua Satgas Pengembangan Keuangan Syariah
dan Ekosistem UMKM, Achmad Buchori menjadi salah satu narasumber utama pada
kegiatan tersebut.
Pada
awal sesi Achmad Buchori menjelaskan, pada masa pandemi Covid-19 ini memberikan banyak dampak yang sangat signifikan
baik dibidang sosial, ekonomi maupun keuangan. Dan yang paling utama kita
adalah perubahan gaya hidup atau New Normal.
Sekarang
ini kita lebih banyak menggunakan teknologi dan beraktivitas, baik diseluruh
sektor keuangan,pendidikan dan juga kesehatan.
Di
Samping itu, OJK membagikan update program serta dukungan terhadap pengembangan
UMKM melalui tiga ekosistem yang terintegrasi berbasis digital, diantaranya
pertama, pembiayaan meliputi P2P Lending, Security Crowfunding, BWM Digital,
Digiku, KUR Digital, dan Kredit Melawan Rentenir.
Kedua,
pembinaan/pendampingan UMKM meliputi pendampingan oleh industri jasa keuangan,
program kampus UMKM bersama, peningkatan literasi digital dan onboarding UMKM.
Ketiga, pemasaran meliputi UMKM MU dan kerja sama dengan e-commerce.
Achmad
mengatakan, OJK akan memperluas akses keuangan bagi para pelaku UMKM yang ada
di Indonesia.
“Lewat
Security Crowfunding/SCF sebagai alternatif sumber pendanaan yang cepat, murah,
dan mudah bagi kalangan muda juga UMKM yang belum bankable untuk mengembangkan
usahanya,” ungkapnya.
Sementara
itu, Achmad juga menyampaikan pesan dari Wimboh Santoso selaku Ketua Dewan
Komisioner OJK, bahwa OJK dan Industri Jasa Keuangan berkomitmen mendukung UMKM
dan program Gernas BBI melalui berbagai aktivitas berupa pembinaan,
pendampingan, dan pembiayaan UMKM.
“Kalau
kemarin OJK belum terlalu terlihat perannya terhadap UMKM, namun ketika
mengeluarkan kebijakan Gernas BBI (Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia)
diharapkan mendukung akselerasi digitalisasi UMKM,” sebutnya.
Di
kesempatan itu, OJK kembali berkomitmen untuk meningkatkan porsi pembiayaan
UMKM sebesar 30 persen pada tahun 2024 melalui program kolabolatif dan
terintegrasi berbasis digital.[P4/sya]