Kepala KPw BI Sumut, Wiwiek Sisto Widayat (Foto: P4/Isya)
MEDAN—PILAREMPAT.COM | Medan – Bank Indonesia Wilayah Sumatera Utara menggelar pelatihan Wartawan Ekonomi dan Bisnis (WEB) dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan yang sangat ketat, dimana selama acara harus tetap memakai masker, menjaga jarak karena ini masih suasana pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Hal
tersebut sangat diterapkan pada Pelatihan bagi WEB ini digelar Bank Indonesia
Kantor Perwakilan Sumatera Utara diikuti 54 wartawan, di The Hill & Resort,
Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Rabu& Kamis (04-05/11/2020).
Kepala
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Wilayah Sumatera Utara, Wiwiek Sisto
Widayat mengatakan, pelatihan bagi Wartawan Ekonomi NBisnis ini dilakukan dalam
spaya membekali para wartawan yang sehari-harinya meliput tentang ekonomi dan
bisnis, khususnya di Lingkungan BI.
“Selama
berlangsung acara semua baik peserta, motivator, nara sumber maupun panitia
harus patuhi protokol kesehatan, 3M yaitu memakai masker dengan benar, mencuci
tangan pakai sabun dan menjaga jarak. Karena hanya dengan mematuhi protokol
kesehatan kita dapat mengurangi potensi terpapar Covid-19,” tegas Wiwiek.
Diakuinya
meski disiplin menjalankan perintah 3M tidak jaminan kita semua bisa terhindar
dari Covid-19, namun dengan disiplin mematuhi protokol kesehatan menjadi salah
satu kunci utama untuk bisa terhindar dari virus Covid-19. “Untuk itu wartawan
juga harus berpartisipasi dan turut serta mendukung pemerintah menyukseskan
penerapan disiplin protokol kesehatn di tengah masyarakat,” kata Wiwiek
menyampaikan harapannya.
Terkait
geliat perkonomian di tengah pandemi, Wiwiek mengungkapkan, pertumbuhan kredit
pada bulan triwulan III 2020 sedikit lebih tinggi dari triwulan II 2020. Hal
ini diindikasi terkait dengan situasi ekonomi yang membaik pada fase adaptasi
kebiasaan baru atau new normal.
Penyaluran Kredit Meningkat
Ia
menjelaskan, posisi September 2020, kredit yang disalurkan perbankan Sumut
sebesar Rp231,3 triliun, jumlah ini naik 3,7 persen dibanding Juni 2020 sebesar
Rp226,1 triliun dan naik 2,2 persen (yoy) dari Desember 2019 sebesar Rp226
triliun. Kredit untuk modal kerja 45 persen, investasi 28 persen dan konsumsi
27 persen, giro 16 persen dan tabungan 42 persen.
Sedangkan
dana pihak ketiga (DPK), posisi September 2020 sebesar Rp262,1 triliun, tumbuh
11,7 persen dibanding Juni 2020 sebesar Rp248,9 triliun dan Desember 2019
sebesar Rp235,3 triliun, juga tumbuh 6,9 persen.
“DPK
meningkat terjadi pada seluruh jenis simpanan diindikasi terkait preferensi
masyarakat yang lebih memilih untuk menyimpan uangnya, ketimbang konsumsi,”
ungkap Wiwiek.
Sementara,
risiko kredit juga relatif stabil dan dibawah batas 5 persendidukung oleh
program restrukturisasi kredit UMKM.
Sementara
itu, persentase kredit yang disalurkan (LDR) sebesar 88,2 persen, kondisinya
juga mengalami dibanding Juni 2020 sebesar 87,8 persen. Sedangkan dibanding
Desember 2019 sebesar 96,1 persen, LDR September mengalami penurunan.
Berdasarkan
lapangan usahanya, kinerja kredit PBE membaik ditengah perlambatan kinerja
kredit sektor utama lainnya. Perbaikan kinerja kredit Pedagang Besar Eceran
(PBE) didorong oleh berlangsungnya fase normal baru sehingga aktivitas
jual-beli mulai menggeliat dan respon pelaku usaha mulai optimis.
“Di
sisi lain, risiko kredit juga membaik didukung oleh program restrukturisasi
perbankan perbankan yang sangat agresif,” jelasnya [P4/sya]