MEDAN--PILAREMPAT.com | Pembagian bantuan sosial (Bansos) di
kantor lurah Pulu Brayan Bengkel Baru (PBBB), Kamis (18/6/2020) diwarnai protes
oleh seorang warga. Warga berjenis kelamin perempuan itu berteriak ke arah
Kepala Lingkungan (Kepling) 3 dan menjadi perhatian puluhan warga lain yang
tengah mengantri.
"Kepling 3 tidak adil. Saya yang tidak punya penghasilan dan hanya
tukang cuci di rumah orang tidak dapat bantuan. Sementara tuan rumah tempat
saya mencuci malah dapat," teriak warga bernama Tetty Herawati Ambarita
itu.
"Ibu Eni terlalu tinggi ismenya, sehingga saya yang miskin dan perlu
dibantu tidak terlihat olehnya," sambung Tetty meneriakkan nama
Keplingnya.
Kepada wartawan Tetty mengatakan, sudah 3 tahun suaminya pergi
meninggalkan mereka. Kepling Eni sangat tahu kehidupannya yang serba
kekurangan. Rumah yang ditinggalinya adalah rumah sewa dan 3 anaknya masih
bersekolah.
"Saya tidak punya penghasilan pak, gaji saya cuma Rp. 300 ribu,
listrik, air sama sewa rumah juga sudah menunggak tapi sampai hati kepling itu
tidak memasukkan saya sebagai penerima Bansos," ungkapnya.
Kalau ditanya Kepling Eni selalu mengelak dan mengatakan kalau data
penerima Bansos turun dari atas (Pemko, red), sambungnya sembari menambahkan
dirinya memang mendapat bantuan beras 20 Kg tapi tetangganya yang mendapat
bantuan beras 20 Kg juga hari ini dapat Bansos dari Provsu itu.
"Saya mohon supaya lurah bijak dalam membagi Bansos ini, berikan lah
bantuan kepada orang yang sangat membutuhkan, jangan pilih kasih,"
tambahnya lagi.
Berkelit
Sementara itu Lurah PBBB Gunung Partahi Siregar sempat berkelit dengan
mengatakan Tetty sudah menerima bantuan yang 20 Kg sehingga tidak lagi mendapat
Bansos yang berasal dari Pemprovsu itu. Namun, ketika diberitahu bahwa ada warga
yang sudah dapat beras 20 Kg juga mendapat Bansos tersebut, Gunung mengatakan
dirinya sedang sibuk menertibkan papan reklame di Jalan Perintis Kemerdekaan,
Medan.
Lurah Harus Proaktif
Anggota Pansus Penanganan Pencegahan dan Penyebaran Covid-19 DPRD Medan,
Renville Napitupulu menyerukan kepada para lurah untuk proaktif mengikuti
pendataan yang dilakukan oleh kepala lingkungan.
"Lurah jangan duduk diam saja menerima laporan kepling. Harus
proaktif melihat apakah penerima bantuan benar-benar orang sangat butuh
bantuan," ujar politisi PSI itu.
Sudah sering kita mendengar yang diutamakan kepling adalah keluarga dan
kroni-kroninya. Karena itu Lurah harus aktif jangan hanya terima laporan,
ujarnya.
"Kita sangat menyayangkan jika ada warga miskin yang sangat
membutuhkan bantuan tapi tak mendapatkannya. Kita minta Lurah Pulu Brayan
Bengkel Baru untuk mengevaluasi kinerja kepling tersebut, apa lagi sudah
mengabdi 20 tahun. Mungkin dia sudah bosan," pungkas Renville. [P4/sya]