Wiwiek Sisto Hidayat, Kepala Bank Indonesia (BI)Wilayah Sumatera Utara.(P4/sya) |
Hingga pertengahan 2019,
tingkat pengangguran terbuka masih tinggi.Ini akibat lemahnya daya saing
sehingga menghambat upaya untuk memperbaiki investasi.
“Investor cenderung memilih
daerah dengan daya saing yang lebih baik,” kata Wiwiek Sisto Hidayat, Kepala
Bank Indonesia (BI)Wilayah Sumatera Utara, pada Pertemuan
Tahunan BI 2019, di Medan, kemarin.
Hadir dalam acara itu,
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, Kepala OJK Regional 5, Sumbagut Yusuf Anshori,
Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi, pimpinan perbankan, para bupati, walikota,
kepala dinas dan stakeholder lainnya.
Wiwiek mengatakan, lemahnya
daya saing merupakan bagian tantangan yang terjadi dalam perekonomian Sumut
saat ini. Justru diperlukan perhatian dari seluruh pemangku kepentingan dan
stakeholder di Sumut.
Dia menyebutkan tahun 2020,
prospek kinerja ekonomi Sumut masih menghadapi tantangan. Sehingga perlu
ditingkatkan sinergitas, transformasi dan Inovasi antar bidang pembangunan
ekonomi di daerah ini.
Diakui berbagai tantangan
tersebut menjadi faktor penghambat dalam upaya mendorong dan mengoptimalkan
pertumbuhan ekonomi. Paling tidak ada lima tantangan perekonomian utama dihadapi Sumut yang harus
diatasi.
“Pertama, masih besarnya
ketergantungan terhadap ekspor terkait komoditas perkebunan dan gejala
berkurangnya kontribusi lapangan usaha industri pengolahan bagi perekomian,”
rinci Wiwiek.
Melihat potensi sumber daya
alam cukup beragam, ekspor Sumut ke pasar luar negeri juga didominasi produk
CPO dan karet olahan.Kedua, belum optimalnya efisiensi investasi dan masih
rendahnya daya saing Sumut dibandingkan daerah lain.
Tantangan ketiga, terbatasnya
kemampuan fiskal serta tendensi backloading dan prosiklikalitas pada pola
realisasi belanja daerah.Keempat diperlukannya peningkatan kualitas sumber daya
manusia.
“Kelima, risiko tergerusnya
daya beli masyarakat seiring dengan fluktuasi inflasi, khususnya inflasi
kelompok bahan makanan (pangan).Karena itu, Sumut perlu memperkuat sinergi,
transformasi, dan inovasi untuk menjaga momentum perbaikan ekonomi pada tahun
mendatang,” himbau Wiwiek. (P4/sya)