PILAREMPAT.COM,TANJUNGBALAI | Persoalan Sampah plastik dewasa ini
menjadi masalah global dan mendapat perhatian lebih dari banyak negara,
termasuk indonesia. Sebagai material yang butuh waktu lama untuk terurai,
produk berbahan plastik akan terus ada dan menumpuk di dunia dalam waktu yang
lama.
Berangkat dari masalah
tersebut, saya mengajak kakak adik Pramuka untuk bersama sama menggiatkan
gerakan peduli sampah dengan mengambil langkah praktis dengan melakukan
pembatasan penggunaan sampah plastik dan mengambil langkah strategis mengambil
peluang usaha dari pengelolaan sampah plastik lewat kewirausahaan.
Hal ini disampaikan
Ketua TP-PKK Tanjungbalai juga Ketua Komunitas Barisan Anti Sampah Plastik
(BATIK) Hj. Sri Silvisa Novita Muhammad Syahrial saat menjadi narasumber pada
kegiatan perkemahan temu tegak poltan tahun 2019 di Aula Politeknik Tanjungbalai (Poltan)
diikuti 250 peserta peserta pelajar SMA/SMK Se Kota Tanjungbalai dan Kabupaten
Asahan serta dihadiri Direktur Poltan Budi Dharma ST MEng, para dosen dan
tenaga pendidik Poltan Tanjungbalai (Senin, 16/12/2019).
Materi yang disampaikan
Ketua TP-PKK dan Komunitas BATIK kali ini terkait "Mengatasi polusi sampah
Plastik melalui perang kewirausahaan"
Dikatakannya,Peluang
Kewirausahaan lewat pengelolaan sampah pada dasarnya adalah kegiatan perubahan.
Dan perubahan dengan basis kewirausahaan berawal dari pandangan bahwa setiap
masalah adalah peluang. "Jadi kalau semua yang hadir saat ini suka dengan
perubahan, cobalah melakukannya dengan memecahkan masalah sampah di lokasi
tempat tinggal kita masing masing. Semua masalah perubahan ada di sana: Ya kebiasaan,
masalah sosial, mindset, resistensi warga, sampai pengorbanan, biaya dan
kreativitas untuk menjadikannya peluang usaha."
Saat ini saya sudah
membentuk Komunitas BATIK, yang fokus utamanya adalah mensosialisasikan,
mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik.
Mengganti sampah berbahan plastik dengan bahan yang ramah lingkungan adalah
bentuk nyata kita bersama dalam menjaga alam dan ekosistem, Ujar Ketua TP-PKK
dan Komunitas BATIK Tanjungbalai.
Persoalan hanya satu,
apakah kita ingin melakukan perubahan. Karena dari perubahan tersebut kita bisa
menggapai mimpi mimpi kita dan memperoleh pendapatan/income dari manfaat
mengolah sampah plastik menjadi bahan daur ulang yang berkualitas misalnya saja
pembuatan kerajinan sehingga peluang inilah yang menjadikan kita membuka usaha
dan lapangan kerja. Sama halnya saat ini saya mengembangkan "Batik
Kito" dimana para pekerjanya adalah warga Tanjungbalai.
Untuk itu saya
berharap, kakak dan adik sekalian harus memiliki jiwa entrepreneurship dan terus berinovasi
sehingga nantinya tidak lagi mindsetnya hanya mencari pekerjaan tetapi mampu
membuka peluang kerja,tandas Vita.
Kegiatan perkemahan
temu tegak poltan tahun 2019 dilaksanakan mulai 14 s/d 16 Desember 2019
bertempat di Poltan Tanjungbalai. (P4/Rimanto)