Kepala KPwBI Lhokseumawe, Yufrizal |
PILAREMPAT.COM,
LHOKSEUMAWE | Kota Lhokseumawe pada bulan Oktober 2018
mengalami inflasi sebesar 0,53 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan bulan
September 2019 yang tercatat mengalami inflasi deflasi (-) 0,42 persen.
Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Lhokseumawe, Yufrizal kepada Pilarempat.com
mengatakan, apabila dibandingkan dengan dua kota lainnya di Propinsi Aceh yang
menjadi lokasi penghitungan inflasi, inflasi terendah terjadi di Kota Banda
Aceh dengan angka 0,07 persen dan diikuti Meulaboh sebesar 0,18 persen, dan
Lhokseumawe inflasi tertinggi di bulan Oktober 2019.
‘Inflasi Kota Lhokseumawe pada bulan Oktober 2019 bersumberakibat kenaikan harga pada komponen
volatile food dengan andil sebesar 0,21 persen, sejalan dengan hal tersebut komponen
administered price dan inflasi inti mengalami inflasi dengan
andil berturut turut sebesar 0,21 persen Dan 0,06 persen,”jelas Yufrizal.
Lebih lanjut Yufrizal mengatakan, komponen volatile
food pada bulan Oktober 2019 mengalami inflasi sebesar 1,74 persen meningkat
cukup besar dibandingkan bulan sebelumnya
(-) 1,70 persen.Lima komoditas yang memberikan andil inflasi terbesar yaitu ikan tongkol,daging ayam
ras,bawang merah,cumi cumi,cabai merah,cabai rawit,udang basah Dan ikan
kembung.
Kpw BI Lhokseumawe ITU mengatakan, komponen inti
bulan Oktober 2019 mengalami inflasi sebesar 0,60 persen lebih rendah dari
bulan sebelumnya yang tercatat inflasi sebesar 0,12 persen, komoditas inflasi
inti didorong oleh harga emas perhiasan .
Yufrizal menambahkan ,kedepan inflasi akan dijaga
sehingga berada pada sasaran inflasi 2019 yaitu 3,5 +1 persen . Untuk itu katanya
koordinasi antara pemerintah, BI dan lembaga terkait yang tergabung dalam Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus harus diperkuat dalam menghadapi
sejumlah risiko yang dapat mendorong kenaikan harga barang. (P.4/sky)