![]() |
Tiarta Sebayang, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sumut. (foto:P.4/isya) |
“Sampai penyaluran tahap ke dua tahun ini, penyaluran Ultra
Mikro belum naik tajam di Sumut. Kredit ini sudah kita salurkan dari tahun 2017
hingga tahun 2019 ini,” ujar Tiarta Sebayang, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Provinsi Sumut kepada wartawan, usai mengikut
pembukaan Rakor Pemda se-Sumut di Kantor BI Sumut, kemarin.
Tiarta menyebutkan, pembiayaan teratas sektor UMi di Kota
Medan mencapai Rp54,111 miliar kepada 13.670 debitur disusul Langkat Rp29,104
miliar (9.039 debitur), Deliserdang Rp18,452 miliar (7.821 debitur), Batubara
Rp10,677 miliar (7.408 debitur) dan Kota Pematang Siantar Rp10,677 miliar
(4.810) miliar.
Sementara penyerapan pembiayaan UMi terbawah terdiri
Humbahas Rp21 juta kepada 3 debitur, disusul Nias Rp8 juta (1 debitur), Nias
Utara Rp8 juta (1 debitur), Nias Selatan Rp6 (1 debitur) dan Phakpak Barat Rp5
juta untuk 1 debitur.
Anjlok
Dijelaskanya, sejak disalurkan 2017 pembiayaan UMi ini masih mendapat respon
masyarakat terutama pelaku usaha mikro dan kecil, yaitu mencapai 33.465 debitur
dengan akad penyaluranya sebesar
Rp68,389 miliar. Namun tahun ini menurun drastis sampai dengan 8.210 debitur dengan akad penyaluranya
sebesar Rp.4.351.500.000.,-
Namun, penyaluran pembiayaan UMi di 2018 hanya sebesar
Rp61,636 miliar kepada 21.070 debitur di sejumlah kabupaten/kota seperti
Siantar, Batubara, Deliserdang, Langkat, Kota Medan, Humbahas, Nias, Nias
Utara, Nias Selatan dan Phakpak Barat.
Realisasi penyaluran pembiayaan UMi di 2018 terjadi
penurunan penyerapan sekitar Rp6 miliar lebih. Sementara penyaluran pembiayaan
UMi 2019 atau posisi September baru Rp4,352 miliar kepada 8.210 debitur.
“Kita himbau Pemda dan Pemko di Sumut terus mendukung
program Ultra Mikro dari pemerintah melalui Kementerian Keuangan ini. Kita
tetap salurkan bagi yang tidak bankable data keuangan usahanya, karena harus dipermudah
aksesnya,” tandasnya. [P4/sya]