Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, Yufrizal . (P.4/zky) |
PILAREMPAT.COM, LHOKSEUMAWE | Penyaluran kredit
oleh perbankan dalam wilayah kerja Bank Indonesia (BI) Lhokseumawe pada
Agustus 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 8,25 persen, yaitu dari Rp
15,70 triliun menjadi Rp 16,99 triliun.
Pertumbuhan ini didukung oleh kualitas kredit yang
terpantau aman dengan NPL di level 1,75 persen, sedikit meningkat
dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,74 persen dan
masih dibawah ambang batas aman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 5
persen..
Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Lhokseumawe, Yufrizal kepada Pilar Empat.com dua hari lalu. Dikatakan, untuk
Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara posisi kredit bulan Agustus 2019 tumbuh sebesar
9,63 persen yaitu dari Rp 6,05 triliun menjadi Rp 6, 64 triliun dengan
NPL sebesar 1,49 persen atau dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Dikatakan Yufrizal secara sektoral, sektor yang memiliki
posisi kredit terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan
pangsa 22,10 persen mengalami pertumbuhan 5,39 persen utamanya dipotong
pinjaman perdagangan eceran komoditi makanan ,hasil pertanian, ekspor biji
kopi, bahan makanan lainnya.
Selanjutnya sektor industry pengolahan yang memiliki pangsa 16,4
persen dari total kredit mengalami pertumbuhan 19,99 persen utamanya didorong
oleh industri minyak goreng dari kelapa sawit mentah dan lain lain.
Ditambahkan, pangsa kredit perbankan konvensional pada
Agustus 2019 sebesar 66,48 persen, dan pangsa perbankan syariah sebesar
33,54 persen terhadap total kredit/pembiayaan perbankan di wilayah kerja
KPwBI Lhokseumawe. Khusus untuk bank yang berlokasi di Kota Lhokseumawe
dan Aceh Utara, pangsa pasar kredit perbankan konvensional sebesar
74,70 persen dan perbankan syariah sebesar 25,30 persen terhadap total
kredit /pembiayaan di dua daerah.
Sementara posisi dana pihak ketiga (DPK) di wilayah kerja
KPwBI Lhokseumawe bulan Agustus 2019 tumbuh sebesar 4,85 persen yaitu
dari Rp 12,19 triliun pada Agustus 2018 menjadi Rp
12,78 triliun pada Agustus 2019 dengan rincian sebagai berikut
Yufrizal menjelaskan lagi, tabungan memiliki pangsa tertinggi yaitu sebesar 66,55 persen dari total DPK tumbuh sevesar 5,33 persen dari Rp 8,07 triliun menjadi Rp 8,50 triliun. Giro dengan pangsa 16,87 persen mengalami peningkatan sebesar Rp 6,97 persen yaitu dari Rp 2,01 triliun menjadi Rp 2,15 triliun, sedangkan deposito yang memiliki pangsa 16,58 persen tumbuh sebesar 0,97 persen Rp 2,09 trliun menjadi Rp 2,11 triliun . Dan secara khusus untuk Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara posisi DPK pada Agustus 2019 tumbuh 5,88 persen yaitu dari Rp 4,53 trilun menjadi Rp 4,80 triliun. (P.4/Zky).
Yufrizal menjelaskan lagi, tabungan memiliki pangsa tertinggi yaitu sebesar 66,55 persen dari total DPK tumbuh sevesar 5,33 persen dari Rp 8,07 triliun menjadi Rp 8,50 triliun. Giro dengan pangsa 16,87 persen mengalami peningkatan sebesar Rp 6,97 persen yaitu dari Rp 2,01 triliun menjadi Rp 2,15 triliun, sedangkan deposito yang memiliki pangsa 16,58 persen tumbuh sebesar 0,97 persen Rp 2,09 trliun menjadi Rp 2,11 triliun . Dan secara khusus untuk Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara posisi DPK pada Agustus 2019 tumbuh 5,88 persen yaitu dari Rp 4,53 trilun menjadi Rp 4,80 triliun. (P.4/Zky).