foto: ilustrasi-utakatikkotak.com |
MUTIARA
PAGI 7 DZULHIJAH 1440 H
السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْـمِ اللّهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
(7)
Haji
dan Pengorbanan :
9 Dzul Hijjah,
"Duyuuf Ar-Rahmaan"
(Tamu-tamu اللهِ)
berkumpul
di-Padang Arafah,
di-tengah2 Padang Pasir
yang kering
dibawah
terik panas mentari
yang menyengat.
Pakaian
mereka serba putih,
Dari
balik tenda mereka
terdengar desah Dzikir,
terkadang disertai pula
butir-butir air mata,
karena teringat
akan Dosa
dan Kesalahan
yang
begitu banyak
dilakukan.
10
Dzulhijjah mereka
Berkumpul di-Mina.
Ditempat inilah
Pengorbanan
yang Haqiki
pernah
terjadi, yaitu
Nabiyullah Ibrahim
merelakan puteranya,
Ismail yang dicintainya
untuk
disembelih,
yang
diIkuti kemudian
dengan
ke-Ikhlasan sang putra,
ia
mengatakan:
A'uzubillahiminasy
syaithonirrojiim"
Firman اللهِ
yang artinya :
"....Hai Bapak-Ku,
Kerjakanlah apa yang
diperintahkan اللهِ
kepada-Mu;
In
syaa اللهِ Kamu
akan
mendapati-Ku
termasuk
orang2 Sabar"
(Surat
Ash-Shaffaat : 102).
Nabi Ibrahim
dan Nabi
Ismail rela
berkorban dijalan اللهِ,
dalam bentuk
pengorbanan yang
terhahal
dalam sejarah
kemanusiaan.
Walaupun
tidak
sampai terjadi,
namun tetap
mempunyai makna sejarah
yang dalam,
tertulis
sepanjang masa,
bahwa untuk
menegakkan
kebenaran
dan keadilan,
kerelaan berkorban
adalah resikonya.
A'uzubillahiminasy
syaithonirrojiim"
Firman اللهِ
yang artinya :
"Sesungguhnya KAMI
telah
memberikan
kepadamu
ni'mat
yang banyak.
Maka
dirikanlah sholat
karenaاللهِ
dan
ber-qurbanlah.
Sesungguhnya orang2
yang
membenci kamu
dialah
yang terputus."
(dari
Rahmat اللهِ)
(Surat
al-Kautsar : 1-3).