Gubsu, Edy Rahmayadidan Ketua PWI Sumut,Hermansjah ,SE (foto: P4/istimewa/lcm) |
Medan, Pilarempat.com|
Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Edy Rahmayadi mengatakan dirinya tidak alergi terhadap kritikan namun kritikan yang bersifat postif dan objektif. Dia juga menginginkan
pers semakin mampu
memberikan informasi yang positif kepada masyarakat dan pelaku dunia usaha,
guna mewujudkan percepatan pembangunan di provinsi tersebut.
“Saya tidak alergi terhadap kritik. Kritikan itu perlu untuk memperbaiki kebijakan yang telah dijalankan, namun kritikan yang disampaikan juga harus obyektif,” kata Edy Rahmayadi di hadapan Ketua PWI Sumut, H.Hermansjah,SE,dalam silaturahmi dengan puluhan wartawan yang bertugas di kantor Gubernur Sumut.di Medan, Selasa. (23/7/2019).
Gubsu juga ingin pers ikut
berkontribusi mendorong percepatan pembangunan Sumut melalui pemberitaan
positif tentang pelaksanaan pembangunan maupun persoalan yang terjadi di
masyarakat,
Menurut dia,
jurnalis selaku ujung tombak pers harus loyal terhadap masyarakat atau
mementingkan kepentingan publik.
Selain itu, kata Gubsu, pers
juga harus bersikap kritis untuk bisa mengabarkan kebenaran.
Pada kesempatan itu, Edy
kembali menegaskan bahwa dirinya maupun Pemprov Sumut tidak alergi dan antipati
terhadap kritik asalkan disampaikan secara etis dan sesuai etika jurnalistik.
Mantan Pangkostrad itu juga
mengingatkan bahwa kebebasan yang dimiliki pers bukan berarti mampu membuat
pers bergerak terlalu leluasa, termasuk menyangkut hal-hal yang bersinggungan
dengan suku, agama, ras dan antargolongan (SARA).
Seharusnya, lanjut Gubernur,
akan lebih bijak jika pers mampu mengambil peran dalam mendukung berbagai
kebijakan sekaligus menyaring isu negatif yang mampu mengganggu proses
pembenahan yang sedang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut saat ini.
“Saya berharap pers harus mampu berperan
mengarahkan segenap elemen masyarakat untuk percaya sepenuhnya agar ikut
berperan aktif mendukung program-program pembangunan yang sedang dan akan
dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Sumut,” ujar Edy.
Ia juga menepis isu yang
menyebutkan bahwa dirinya dan wakil gubernur Sumut terkesan pilih kasih dalam
melakukan seleksi maupun mengangkat pejabat struktural di lingkungan Pemprov
setempat.
Seleksi, lanjut Edy, justru
dibuka untuk mendapatkan seorang yang mampu menjalankan tugas hingga
menghasilkan kinerja positif bagi Pemprov Sumut.
“Tahapan seleksi yang kita
lakukan untuk mencari orang yang tepat adalah lewat assesment (penilaian),”
katanya.
Sayangnya, menurut dia, hasil
assesment eselon II di lingkungan Pemprov Sumut hingga saat ini masih sangat
rendah. “Bahkan ada yang nilainya sangat jauh dari harapan,” ujarnya. [P4/sya/lmc]