Medan, Pilarempat.com--Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara (Sumut) menyiapkan dana untuk kebutuhan
Ramadhan dan lebaran tahun 2019 mencapai Rp8,7 trilliun, jauh lebih besar dari
perkiraan kebutuhan masyarakat di Sumut sebesar Rp6,838 triliun.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia
(BI) Wilayah Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat didampingi Direktur
Andiwiyana S dan Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi dan UMKM, Demina Sitepu
mengatakan hal itu kepada wartawan dalam bincang media terkait perkembangan
ekonomi Sumut di kantornya Jalan Balai Kota, Medan, kemarin.
Wiwiek menjelaskan dari
jumlah yang disiapkan sebanyak Rp8,7 trilliun itu, total yang dikeluarkan BI
untuk penukaran uang sesuai ekspektasi kebutuhan di masyarakat sebesar Rp6,838
triliun terdiri dari uang pecahan kecil (UPK) Rp20.000 ke bawah sebanyak
Rp783,776 miliar dan uang pecahan besar Rp6,054 triliun.
“Kebutuhan uang jelang
lebaran tahun ini meningkat 15 persen dibanding posisi sama tahun lalu,” sebutnya.
Menghadapi lebaran tahun 2019
ini, Wiwiek menyebut seperti biasa pihaknya juga melayani penukaran uang di 131
titik yang tersebar di Medan sekitarnya. Perbankan sudah melayani sejak 2-16
Mei 2019 setiap Selasa dan Kamis serta tanggal 20-31 Mei hari Senin-Jumat. Ada
70 loket di Medan dan 8 loket bank di luar Kota Medan serta 30 BPRS.
Selain itu, pelayanan kas
keliling yang dilakukan BI dan perbankan di 15 pasar pada 2-29 Mei 2019. Juga
kas keliling di lapangan Benteng 20-23 Mei dan 27-29 Mei 2019. Pelayanan di 7
instansi pada 20-29 Mei 2019 antara lain di Pemprovsu, Pemko Medan, Lantamal I
Belawan, Poldasu, Kejari Medan, Brimob dan TVRI.
Kepala KPw BI Wilayah Sumut, Wiwiek Sisto Widaya
Uang yang ditukar total Rp3,7
juta yakni yakni pecahan Rp20.000 sebanyak Rp2 juta, Rp10.000 sebanyak Rp1
juta, Rp5.000 sebanyak Rp500 ribu dan Rp2.000 sebanyak Rp200 ribu.
Wiwiek selaku Wakil Ketua Tim
Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut juga menggelar rapat dengan instansi
terkait mengenai harga pangan yang melonjak utamanya cabai merah, cabai rawit,
cabai hijau, bawang merah, bawang putih dan daging kemasan. Sejumlah Kapolres di
Sumut yang tergabung dalam Tim Satgas Pangan juga hadir. Mereka membahas kenapa
komoditi itu harganya naik dan solusi apa yang akan diberikan.
Kalau bawang putih harganya
naik karena impor dibatasi. Sekarang pemerintah membuka kran impor dan
diharapkan minggu depan bawang putih impor masuk dan harganya jadi turun
kembali. “Kebutuhan bawang putih memang
harus dari impor,” ujar Wiwiek. [P4/isya]