![]() |
Kelapa sawit, komoditi andalan Provinsi Sumut. (foto: ist) |
PILARempat.com--Pertumbuhan ekonomi Sumut sebesar 5.12% memang di atas rata-rata nasional yang hanya sebesar 5.07%. Meski demikian pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan dengan tahun 2016 yang sebesar 5.18%.
"Pertumbuhan ekonomi tersebut tidak relevan jika hanya membandingkan rata-rata kinerja pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Gunawan Benjamin,SE,MSi, Analis ekonomi Sumut kepada PILAR4, Rabu (7/2/2018).
Menurut Gunawan, sebaiknya juga dibandingkan dengan pertumbuhan dengan wilayah yang memiliki jumlah penduduk besar dengan cakupan wilayah yang tidak jauh berbeda.
"Sumut kalau dibandingkan dengan sejumlah provinsi di pulau Jawa, maka terlihat pertumbuhan ekonomi Sumut ternyata masih lebih kecil. Struktur industri di wilayah Sumut juga terbilang masih mengandalkan komoditas," ungkap Gunawan yang juga dosen ekonomi di sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta di Medan ini.
Berbeda dengan di Pulau Jawa, yang basis industry manufakturnya sudah sangat berkembang. Sehingga fluktuasi pada harga komoditas relative tidak begitu membuat pertumbuhan ekonomi di sejumlah provinsi di jawa tersebut cukup stabil.
Padahal jika berkaca kepada potensial wilayah Sumut menjadi basis industry manufaktur sebenarnya cukup terbuka. Sehingga pertumbuhan ekonomi Sumut sebenarnya masih jauh dari pertumbuhan potensialnya. "Ini yang belum tercapai hingga saat ini," tandas Gunawan yang berprofesi sebagai analis pasar modal/saham ini.
Menurutnya, realisasi partumbuhan ekonomi sebesar 5.12% memang patut disyukuri, tetapi seharusnya ada upaya lanjutan agar pertumbuhan ekonomi Sumut tersebut bisa dipacu lebih baik lagi.
Ketersediaan infrastruktur dasar memang terus diupayakan untuk hidup belakangan ini. "Hal inilah yang saya pikir cukup menjanjikan untuk terciptanya pertumbuhan yang berkesinambungan serta dapat ditransmisikan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang bisa diakselerasi lagi," ujarnya.
![]() |
Gunawan Bnenjamin,SE,MSi |
Sektor Asuransi, Properti dan Otomotif Terpuruk
Banyak industri yang seharusnya bisa dihidupkan di daerah ini atau bisa kita sebut dengan istilah hilirisasi. "Kita menanti kebijakan lanjutan yang bisa dimanfaatkan untuk memacu investasi di sektor hilir. Tahun 2018 ini belum begitu baik bagi perekonomian Sumut karena sisi eksternal juga tidak begitu menjanjikan," imbuh Gunawan.
Ditambahkanya, pertumbuan sektor keuangan dan asuransi yang cenderung sangat kecil kontribusinya memang saat ini terpukul oleh industri pendukung yang mengalami perlambatan.
"Kita lihat saja, industri asuransi, dimana pertumbuhannya terpukul akibat melemahnya sektor properti maupun industri otomotif. Sementara sektor lainnya seperti industri pengolahan dan pertanian juga mengandalkan kinerja ekonomi di Negara lain atau eksternal yang selama tahun 2017 silam, terpantau tidak tumbuh signifikan," jelasnya. [P4/mis]