PILAREMPAT.com – Medan :
Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) mengklaim, inflasi secara year
on year (y-o-y) periode Juni 2025 mengalami penurunan menjadi 1,25 persen,
dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 108,08.
Pada periode
yang sama tahun 2024, inflasi Sumut tumbuh di angka 3,35 persen. Namun secara
month to month (m-to-m) mengalami deflasi sebesar 0,19 persen. Dan pada
year-to-date (y-to-d) mengalami peningkatan inflasi sebanyak 0,77 persen.
"Inflasi
ini terjadi karena ada kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks 11
kelompok pengeluaran," kata Kepala BPS Provinsi Sumut, Asim Saputra, di kantornya, Selasa
(1/7/2025).
Sementara
inflasi y-on-y tertinggi terjadi di Kota Pematang Siantar sebesar 3,15 persen
dengan IHK sebesar 110,32, sedangkan inflasi y-on-y yang terendah terjadi di
Kabupaten Karo sebesar 0,48 persen dengan IHK sebesar 108,02.
Adapun indeks
kelompok yang mempengaruhi, yaitu makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,11
persen, pakaian dan alas kaki 1,55 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan
bakar rumah tangga 0,68 persen, perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin
rumah tangga 0,07 persen, dan kesehatan 2,62 persen.
"Pada transportasi memberikan andil indeks sebesar 1,10 persen, informasi,
komunikasi, dan jasa keuangan 0,17 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya 1,18
persen, pendidikan 1,06 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran 2,10
persen, dan perawatan pribadi dan jasa lainnya 10,26 persen," terang Asim.
Komoditas
dominan yang memberikan andil inflasi secara y-o-y pada Juni 2025, yaitu emas
perhiasan 0,45 persen, ikan dencis 0,21 persen, minyak goreng 0,16 persen,
beras 0,16 persen, dan Sigaret Kretek Mesin (SKM) 0,15 persen.
Komoditas
dominan yang memberikan andil inflasi secara m-to-m pada Juni 2025, yaitu beras
0,10 persen, angkutan udara 0,04 persen, emas perhiasan 0,03 persen, ikan
kembung/ikan gembung/ikan banyar/ikan gembolo/ikan aso-aso 0,02 persen, dan
kontrak rumah 0,02 persen.
"Adapun kelompok pengeluaran yang memberikan andil inflasi secara y-o-y,
yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,60 persen,
penyediaan makanan dan minuman/restoran 0,18 persen, transportasi 0,11 persen,
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,11 persen,"
ujarnya.
Asim menyampaikan,
terdapat kelompok pengeluaran yang tidak memberikan andil yang signifikan
terhadap inflasi y-o-y, yaitu perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin
rumah tangga. [P4/red]