(foto : istimewa)
PILAREMPAT.com - Medan :
Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang dikenal dengan sebutan Buya Hamka, lahir pada tanggal 17 Februari 1908 di Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.
Ia adalah salah satu sosok ulama besar yang juga berprofesi sebagai penulis sekaligus Jurnalis yang banyak melahirkan buku-buku yang terbaik dan bermanfaat untuk kita baca sebagai referensi menambah khazanah pengetahuan. Terutama buku-buku yang sarat pesan moral dalam konteks budaya, sosial dan sejarah dalam implementasi ajaran Islam.
Karyanya pun banyak dikaji ulang oleh
peneliti dan penulis di Indonesia, bahkan sampai ke negara tetangga seperti Malaysia dan
Singapura. Tak tanggung, dalam kurun waktu 57 tahun, Buya Hamka sudah
melahirkan 84 judul buku berkualitas alias ‘best seller’.
Diantara karya
buku-bukunya itu ada beberapa karyanya yang
paling terkenal, yaitu ; Di Bawah Lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck dan Merantau ke Deli. Karya-Karya tersebut menjadikan nama Buya Hamka sebagai penulis kian terkenal
se-nusantara bahkan sampai luar negeri.
Awalnya, ketiga buku tersebut berawal dari cerita bersambung yang selalu
diterbitkan di Majalah Pedoman Masyarakat. Buya Hamka banyak meninggalkan karya
tulis yang membahas tentang kajian Islam, budaya hingga sejarah. Di bawah ini
akan dibahas karya-karya terbaik Buya Hamka.
Di Bawah Lindungan Ka’bah adalah bukunya yang terpopuler berbentuk novel yang diterbitkan pada tahun 1938. Buya Hamka dibesarkan oleh keluarga taat beragama di ranah Minangkabau. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya, ia pun melakukan perjalanan ke Pulau Jawa dan Mekkah mulai dari umur 16 tahun.
Merantau
ke Tanah Deli menjadi Editor Majalah Islam
Di tanah Deli (Kota Medan), Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan (Makasar), ia bekerja
sebagai guru agama. Ketika menimba ilmu di Timur Tengah, Hamka banyak membaca
karya dari ahli penulis Islam yang terkenal. Ia mulai merambah ke dunia
literatur ketika menetap di Kota Medan dan menjadi editor majalah Islam.
Dari situlah ia menjadi dikenal dengan nama pena Hamka. Bukunya
paling top yaitu Di Bawah Lindungan Ka’bah menceritakan tentang seorang muslim
kelahiran Minangkabau bernama Hamid. Hamid hanya dibesarkan oleh ibunya,
ayahnya telah lebih dulu meninggal dunia.
Singkat cerita, Hamid pun bertemu dengan seseorang bernama Haji Ja’far, dan
di sekolahkan bersama anak perempuannya yang bernama Zainab. Mereka baru mulai
menyadari bahwa mereka saling jatuh cinta ketika menamatkan pendidikannya di
Hindia Belanda.
Meski begitu, tidak ada yang berani mengungkapkan perasaannya, hingga
Hamid pergi ke kota Padang Panjang untuk menuntut ilmu di sekolah agama. Setelah sekian lama waktu berjalan, takdir tidak mengizinkan mereka untuk
bersatu sebagai sepasang kekasih.
Selain itu, tercatat buku karya terbaik putra asli Minangkabau ini,
yaitu: Tenggelamnya Kapal Van der Wijck ; Merantau
ke Deli ; Tuan Direktur ; Terusir ; Di Tepi Sungai Dajlah ; Dari Perbendaharaan Lama
(menyingkap Sejarah Islam Nusantara), dan banyak lagi buku karya Buya Hamka hingga saat ini masih up to date dan bermanfaat untuk kita baca.
[P4/GB/red]