Buya Hamka Sosok Ulama, Penulis dan Jurnalis Islam yang Kharismatik dan Inspiratif

/

/ Kamis, 06 Maret 2025 / 09.22 WIB


(foto : istimewa)


PILAREMPAT.com - Medan : 

Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang dikenal dengan sebutan Buya Hamka, lahir pada tanggal 17 Februari 1908 di Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatra Barat.

Ia adalah salah satu sosok ulama besar yang juga  berprofesi sebagai penulis sekaligus Jurnalis yang banyak melahirkan buku-buku yang terbaik dan bermanfaat untuk kita baca sebagai referensi menambah khazanah pengetahuan. Terutama buku-buku yang sarat pesan moral dalam konteks budaya, sosial dan sejarah dalam implementasi ajaran Islam.

Karyanya pun banyak dikaji ulang oleh peneliti dan penulis di Indonesia, bahkan sampai ke negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Tak tanggung, dalam kurun waktu 57 tahun, Buya Hamka sudah melahirkan 84 judul buku berkualitas alias ‘best seller’.

Diantara karya buku-bukunya itu ada beberapa karyanya yang paling terkenal, yaitu ; Di Bawah Lindungan Ka’bah, Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck dan Merantau ke Deli. Karya-Karya tersebut menjadikan  nama Buya Hamka sebagai penulis kian terkenal se-nusantara bahkan sampai luar negeri.

Awalnya, ketiga buku tersebut berawal dari cerita bersambung yang selalu diterbitkan di Majalah Pedoman Masyarakat. Buya Hamka banyak meninggalkan karya tulis yang membahas tentang kajian Islam, budaya hingga sejarah. Di bawah ini akan dibahas karya-karya terbaik Buya Hamka.

Di Bawah Lindungan Ka’bah adalah bukunya yang terpopuler berbentuk novel yang diterbitkan pada tahun 1938. Buya Hamka dibesarkan oleh keluarga taat beragama di ranah Minangkabau. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya, ia  pun melakukan perjalanan ke Pulau Jawa dan Mekkah mulai dari umur 16 tahun.

Merantau ke Tanah Deli menjadi Editor Majalah Islam

Di tanah Deli (Kota Medan), Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan (Makasar), ia bekerja sebagai guru agama. Ketika menimba ilmu di Timur Tengah, Hamka banyak membaca karya dari ahli penulis Islam yang terkenal. Ia mulai merambah ke dunia literatur ketika menetap di Kota Medan dan menjadi editor majalah Islam.

Dari situlah ia menjadi dikenal dengan nama pena Hamka. Bukunya paling top yaitu Di Bawah Lindungan Ka’bah menceritakan tentang seorang muslim kelahiran Minangkabau bernama Hamid. Hamid hanya dibesarkan oleh ibunya, ayahnya telah lebih dulu meninggal dunia.

Singkat cerita, Hamid pun bertemu dengan seseorang bernama Haji Ja’far, dan di sekolahkan bersama anak perempuannya yang bernama Zainab. Mereka baru mulai menyadari bahwa mereka saling jatuh cinta ketika menamatkan pendidikannya di Hindia Belanda.

Meski begitu, tidak ada yang berani mengungkapkan perasaannya, hingga Hamid pergi ke kota Padang Panjang untuk menuntut ilmu di sekolah agama. Setelah sekian lama waktu berjalan, takdir tidak mengizinkan mereka untuk bersatu sebagai sepasang kekasih.

Selain itu, tercatat buku karya terbaik putra asli Minangkabau ini, yaitu: Tenggelamnya Kapal Van der Wijck ;  Merantau ke Deli  ; Tuan Direktur ;  Terusir ; Di Tepi Sungai Dajlah ; Dari Perbendaharaan Lama (menyingkap Sejarah Islam Nusantara), dan banyak lagi buku karya Buya Hamka hingga saat ini masih up to date dan bermanfaat untuk kita baca. [P4/GB/red]




Komentar Anda

Berita Terkini