Jakarta, PILAREMPAT.com - Bank Indonesia (BI) telah merilis suku bunga acuan yang kembali ditahan di level 6,25% sejak Mei 2024.
Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjadi Rp16.425/dolar AS, setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan suku bunganya dan tekanan dari eksternal serta internal yang masih menghantui mata uang Garuda.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,4% di angka Rp16.425/US$ pada hari ini, Kamis (20/6/2024). Anjloknya rupiah ini berbeda dengan penutupan perdagangan kemarin (19/6/2024) yang menguat sebesar 0,21%.
Sementara DXY pada pukul 14:56 WIB naik ke angka 105,38 atau sebesar 0,12. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan penutupan kemarin yang berada di angka 105,25.
"Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20-21 Juni 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI rate 6,25 persen," kata Perry Warjiyo, Gubernur BI dalam konferensi pers, Kamis (20/6/2024).
Hal ini pada dasarnya sudah diekspektasikan oleh konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia dari 11 lembaga/institusi dengan sepakat memperkirakan BI akan tetap di level 6,25% atau tidak mengalami kenaikan maupun penurunan pada pertemuan Juni ini.
Perry juga menambahkan bahwa pelemahan yang terjadi pada rupiah belakangan ini salah satunya perihal ketidakpastian global khususnya bank sentral AS (The Fed) dalam memangkas suku bunganya.
"Pelemahan rupiah dipengaruhi dampak tingginya ketidakpastian pasar keuangan global terutama terkait ketidakpastian arah fed fund rate, penguatan mata uang dolar AS secara luas dan masih tingginya ketegangan geopolitik," ujar Perry.
Selain itu, sebutnya, kenaikan permintaan valuta asing oleh korporasi serta kekhawatiran investor pada sisi fiskal juga menjadi pendorong depresiasi rupiah. [P4/cnbc]