Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2024, BI Targetkan Jangkau 90 Pulau 3T

/

/ Sabtu, 24 Februari 2024 / 12.14 WIB

(Foto:Shafira Cendra Arini/detikcom)

Tarakan, PILAREMPAT.com - Bank Indonesia (BI) bersama TNI Angkatan Laut (AL) menggelar kegiatan Ekspedisi Rupiah Berdaulat (ERB). Kegiatan ini merupakan layanan penyedia uang rupiah layak edar melalui kegiatan kas keliling khusus untuk daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T).

Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono mengatakan, pada 2024 ini ERB akan dilaksanakan sebanyak 18 kali kegiatan, di 18 provinsi dengan target jangkauan 90 pulau 3T. Frekuensinya meningkat dibandingkan dengan pelaksanaan ERB pada 2023 lalu yang hanya dilakukan sebanyak 17 kali kegiatan.

"Tahun ini Insyaallah sesuai persetujuan Pak KSAL, kita akan mengelilingi 90 pulau di 18 provinsi. Tentunya ini tadi juga disampaikan, tidak hanya penukaran uang, tapi kita juga akan melakukan csr. Kalau di BI kita namakan Program Sosial BI," kata Doni, dalam sambutannya di acara Kick Off ERB 2024, di Pelabuhan AL Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat (23/2/2024).

Disebutnya, pada 2023 lalu, telah direalisasikan pengedaran uang rupiah ke 17 provinsi dan 85 pulau 3T, dengan penukaran uang rupiah sebesar Rp 131,5 miliar. Kemudian ada Program Sosial Bank Indonesia Rp 6,7 miliar, kegiatan Edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah.

Sebagai pembuka di 2024 ini, ERB akan membawa uang senilai Rp 8 miliar ke 4 pulau di kawasan Kalimantan. Perjalanan akan dimulai dari Tarakan menuju Pulau Sebatik. Dari sana, perjalanan akan dilanjutkan ke Pulau Maratua dan Kecamatan Talisayan, Pulau Bunyu.

"Uangnya nggak banyak, cuma Rp 8 miliar. Kadang-kadang memang biaya antar uang sama uangnya sendiri nggak sebanding. Kadang ongkosnya bisa Rp 2 miliar, yang dibawa Rp 100 juta. Ini bukti BI komitmen untuk mendorong jiwa cinta rupiah," jelasnya.

Doni menjelaskan, salah satu alasan yang membuat pihaknya pada akhirnya memutuskan kick off ERB 2024 dilangsungkan di Kalimantan Utara, tepatnya kunjungan hari pertamanya ke Pulau Sebatik ialah karena belajar dari peristiwa sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan dengan Malaysia. Pada kala itu, sengketa pun dimenangkan oleh Malaysia.

"Kita memilih Kaltara bukan tanpa alasan karena Sipadan Ligitan diambil Malaysia salah satunya karena tidak ada transaksi rupiah, adanya ringgit," ujarnya.

Adapun Pulau Sebatik sendiri merupakan pulau dengan kondisi spesial di mana daerahnya terbagi dua wilayah negara, yaitu sebagian Malaysia dan sebagiannya Indonesia. Oleh karena itu, harapannya ERB bisa kembali memperkuat eksistensi rupiah di sana.

"Rupiah itu seperti menjaga kemerdekaan dan kedaulatan. Menjaga itu kedaulatan, menghormati itu adalah menghormati kemerdekaan. Oleh karena itu tidak ada apapun transaksi di Indonesia ini nggak menggunakan rupiah. Jadi itu salah satu misinya," ungkap Doni.[P4/detikfinance]







Komentar Anda

Berita Terkini