Jakarta, PILAREMPAT.com – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menilai belum perlu dilakukan intervensi melalui penegakan hukum persaingan usaha atas fenomena kenaikan atau penurunan harga sejumlah komoditas utama di Indonesia di masa menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023.
Fluktuasi harga komoditas secara umum lebih disebabkan oleh berbagai penyebab, seperti dampak el-nino yang menyebabkan kegagalan panen dan turunnya produksi, kurangnya pasokan ke pasar, berkurangnya luas tanam, ketidakmampuan pemenuhan pasokan ke pasar seiring meningkatnya permintaan, maupun larangan ekspor dari luar negeri dan realisasi impor yang tidak optimal.
“Kesimpulan tersebut dibuat KPPU seiring dengan proses pemantauan harga pangan dan bahan pokok jelang natal dan tahun baru (nataru) 2023 yang dilakukan KPPU di berbagai wilayah, seperti Medan, Lampung, Bandung, Surabaya, Samarinda, Makassar, dan Yogyakarta, “ kata Ketua KPPU, Prof M Afif Hasbullah melalui Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Deswin Nur dalam siaran persnya yang diterima awak media ini, Jumat (22/12/2023) tadi malam.
“Sebagai informasi, KPPU aktif melakukan berbagai pengawasan atas harga komoditas strategis guna menjamin tidak adanya upaya pelaku usaha dalam memanfaatkan berbagai kegiatan atau perayaan tahunan sebagai ajang untuk melakukan kartel atau praktik monopoli, “terangnya.
Untuk itu sambungnya, sejak awal Desember 2023, KPPU melalui 7 Kantor Wilayahnya mulai memantau secara intensif pergerakan harga komoditas dan ketersediaan pasokannya, termasuk dengan melakukan pantauan lapangan di pasar atau sentra produksi.
“Secara nasional, KPPU memantau harga pangan pokok pada komoditas beras premium, beras medium, kedelai, jagung pipil, bawang putih, bawang merah, cabai merah keriting, cabai rawit merah, daging sapi, ayam ras, telur ayam, gula pasir, minyak goreng curah, dan minyak goreng kemasan pada konsumen, “sebutnya.
Secara detil, dapat disimpulkan beberapa hasil pemantauan sebagai berikut :
1. Untuk wilayah Indonesia Timur, komoditas beras premium dengan HET Rp 14.800 tercatat harga tertinggi ada di Provinsi Papua sebesar Rp 19.250 dan harga terendah ada di Provinsi Sulawesi Barat sebesar Rp 13.833. Sedangkan untuk komoditas beras medium, HET berada di angka Rp 11.800 dengan harga tertinggi ada di Provinsi Papua sebesar Rp 16.667 dan harga terendah ada di Provinsi Jawa Timur sebesar Rp 11.931.
Untuk komoditas kedelai dengan HET sebesar Rp 12.000, harga tertinggi yang dibeli konsumen berada di angka Rp 17.400 di Provinsi Maluku. Lain halnya dengan komoditas jagung pipil, HET berada di angka Rp 5.000 dengan harga tertinggi terdapat di Provinsi Papua sebesar Rp 14.917 dan harga terendah ada di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp 5.929. Pada komoditas bawang putih, HET yang ditentukan Pemerintah adalah Rp 32.000 dengan harga tertinggi ada di Provinsi Papua sebesar Rp 53.333.
Sedangkan pada komoditas bawang merah di konsumen, HET ditentukan sebesar Rp 41.500 dengan harga tertinggi di Provinsi Papua sebesar Rp 57.333. Untuk komoditas ayam ras, dari hasil pantauan tercatat HET yang ditentukan sebesar Rp 36.750 dengan harga tertinggi di Provinsi Papua Barat sebesar Rp 49.817 dan harga terendah di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp 27.250.
Pada komoditas telur ayam, HET yang ditentukan sebesar Rp 27.000 dengan harga tertinggi di Provinsi Papua Barat sebesar Rp 42.352. Sementara, komoditas gula pasir dengan HET tercatat Rp 16.000, harga tertinggi ada di Provinsi Papua sebesar Rp 21.292.
2. Untuk wilayah Kalimantan, bagi komoditas cabai merah keriting, tercatat HET di angka Rp 55.000 dengan harga tertinggi di Provinsi Kalimantan Utara sebesar Rp 102.000.
Sementara untuk komoditas cabai rawit merah, HET sebesar Rp 55.000 dengan harga tertinggi di Provinsi Kalimantan Utara sebesar Rp 141.340. Komoditas daging sapi mencatat HET sebesar Rp 140.000 dengan harga tertinggi ada di Provinsi Kalimantan Utara dengan harga sebesar Rp165.000. Untuk komoditas minyak goreng curah, Pemerintah menentukan HET sebesar Rp14.000, namun harga termurah di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar Rp13.330.
3. Untuk wilayah Sumatera bagian utara, berdasarkan pantauan, komoditas beras medium berada di angka Rp 13.550, ayam ras di angka Rp 31.950, daging sapi di angka Rp 133.750, telur ayam di angka Rp 28.800, bawang merah di angka Rp 34.950, bawang putih di angka Rp 35.700, cabai merah di angka Rp 40.550, cabai rawit merah di angka Rp 49.500, minyak goreng curah di angka Rp 14.850, minyak goreng kemasan di harga Rp 20.200, dan gula pasir di angka Rp 17.150.
Kenaikan harga tercatat untuk daging ayam ras dan bawang merah untuk komoditas beras dengan jenis medium dan super (premium) serta gula pasir tetap stabil di harga tinggi. Di Provinsi Sumatera Barat kenaikan harga terjadi di daging ayam ras, bawang merah, bawang putih, minyak goreng kemasan dan beras dengan jenis medium dan super (premium) serta untuk gula pasir tetap stabil di harga tinggi.
Di Provinsi Riau secara keseluruhan tidak mengalami kenaikan harga yang signifikan dan untuk komoditas beras dengan jenis medium dan super (premium) serta gula pasir tetap stabil di harga tinggi. Sedangkan di Provinsi Kepulauan Riau yang mengalami kenaikan adalah bawang merah, minyak goreng kemasan dan gula pasir untuk komoditas beras dengan jenis medium dan super (premium) tetap stabil di harga tinggi.
Provinsi Aceh yang mengalami kenaikan adalah telur ayam ras, bawang merah, bawang putih dan untuk komoditas beras dengan jenis medium dan super (premium) dan gula pasir tetap stabil di harga tinggi.
4. Untuk wilayah Sumatera bagian selatan, dari pemantauan KPPU di Provinsi Lampung, komoditas beras medium di angka Rp 13.350, gula pasir di angka Rp17.000, minyak goreng curah di angka Rp 15.400, daging sapi di angka Rp 129.400, ayam ras di angka Rp 31.100, komoditas telur ayam di angka Rp 26.650, cabai merah keriting di angka Rp55.250, cabai rawit merah di angka Rp79.400, bawang merah di angka Rp 30.000, bawang putih di angka Rp 34.500, dan kedelai di angka Rp15.333.
Sedangkan di Provinsi Sumatera Selatan, komoditas bawang merah naik 7,46% dan bawang putih naik 3,03% dari minggu sebelumnya. Komoditas beras medium turun 1,74%, ayam ras turun 0,51%, telur ayam turun 0,56%, cabai merah keriting turun 20,68%, cabai rawit merah turun 13,12%.
Untuk komoditas gula pasir, minyak goreng curah, dan kacang kedelai tidak mengalami perubahan harga. Untuk Provinsi Bengkulu, komoditas beras medium, daging sapi, ayam ras, bawang merah, dan bawang putih mengalami kenaikan sedangkan komoditas gula pasir, minyak goreng curah, telur ayam, dan cabai merah keriting mengalami penurunan serta pada kedelai tidak berubah.
Di Provinsi Jambi, komoditas ayam ras, bawang merah, dan bawang putih mengalami kenaikan sedangkan komoditas telur ayam, cabai merah keriting, dan cabai merah rawi mengalami penurunan. Komoditas beras medium, gula pasir, minyak goreng curah, daging sapi, dan kedelai tidak mengalami fluktuasi harga.
Untuk Provinsi Bangka Belitung, komoditas gula pasir, minyak goreng kemasan, ayam ras, bawang merah, bawang putih, dan kedelai mengalami kenaikan sedangkan komoditas beras medium, telur ayam, cabai merah keriting, dan cabai merah rawit mengalami penurunan sedangkan harga komoditas daging sapi tetap.
5. Untuk wilayah Jawa Barat, Banten, dan Jabodetabek, komoditas yang mengalami kenaikan harga ada pada bawang merah, bawang putih, dan gula pasir. Sedangkan beras medium, beras premium, ayam ras, telur ayam, dan cabai rawit merah mengalami penurunan harga serta komoditas minyak goreng curah dan daging sapi cenderung stabil.
Fluktuasi harga di Provinsi DKI Jakarta yang mengalami kenaikan harga ada pada komoditas beras medium, gula pasir, minyak goreng curah, bawang merah, dan bawang putih sedangkan komoditas telur ayam dan cabai rawit merah mengalami penurunan. Provinsi Banten mencatat beras medium, beras premium, dan gula pasir mengalami kenaikan harga sebesar 0,85-4,6% sedangkan telur ayam, bawang merah, dan bawang putih mengalami kenaikan harga antara 2,47% hingga 13,2%, sedangkan daging sapi stabil.
6. Untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta, komoditas yang mengalami kenaikan harga meliputi beras medium dan premium, gula pasir, dan cabai merah keriting dan mewah rawit. Beras medium mengalami kenaikan di atas HET hingga 19,27% di Jawa Tengah, dan hingga 26,61% di Yogyakarta.
Gula pasir hingga 13,69% di atas HET untuk Jawa Tengah dan 15% di Yogyakarta. Cabai merah keriting di Yogyakarta mengalami kenaikan hingga 44,45% dibandingkan HET. Berbagai komoditas lain seperti minyak goreng, daging sapi, ayam, bawang merah dan bawah putih tercatat stabil dan cenderung turun.
7. Untuk wilayah Jawa Timur, NTT, dan NTB, secara agregat komoditas pangan di wilayah tersebut menunjukkan tren kenaikan khususnya pada komoditas beras premium sebesar 1,22%, gula pasir sebesar 2,39%, cabai keriting 6,43%, cabai biasa 5,96%, cabai rawit 3,41%, bawang merah sebesar 7,03%, bawang putih sebesar 3,27%.
Sejalan dengan prioritas lembaga, KPPU akan terus melanjutkan pengawasannya atas harga berbagai komoditas pangan tersebut, khususnya yang miliki karakter pasar oligopolistik seperti daging sapi, daging ayam, minyak goreng, bawang putih, dan lainnya, guna menentukan perlu tidaknya dilakukan penanganan melalui upaya penegakan hukum atas fenomena yang ada.
“KPPU mendesak agar pemerintah melakukan langkah-langkah stabilisasi harga karena itu menjadi syarat penting untuk menciptakan stabilitas politik di saat suhu politik memanas menjelang Pemilu 2024, “ pungkasnya . [P4/rel]