Jelang Awal Tahun, Sangatlah Tepat Berinvestasi Reksa Dana

/

/ Jumat, 15 Desember 2023 / 23.35 WIB

 

JAKARTA, PILAREMPAT.com  – Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) menyatakan awal tahun merupakan waktu yang tepat untuk berinvestasi.

Selain mudah untuk memulai, pada akhir tahun kita sudah bisa melihat pergerakan imbal hasil atau keuntungan investasi yang ingin kita pilih. “Salahsatu produk investasi yang bisa menjadi pilihan investor adalah reksa dana. Reksa dana merupakan instrumen yang memiliki keuntungan yang bisa disesuaikan dengan risiko masing-masing investor. Oleh karena itu, jika ingin berinvestasi di reksa dana, maka pilihlah yang sesuai dengan kemampuan dalam menerima risiko. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai jenis tools yang telah disiapkan oleh para agen penjual reksa dana untuk menilai profil risiko investor, “ terang Kepala Perwakilan BEI Provinsi Sumut, M Pintor Nasution dalam siaran persnya yang diterima awak media ini, Jumat (15/12/2023).

Ada empat jenis reksa dana, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham. Reksa dana pasar uang adalah reksa dana yang paling rendah risikonya dan cocok untuk investor dengan profil risiko konservatif atau yang tidak berani menanggung risiko tinggi.

Kemudian, reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana dengan tingkat risiko yang sedikit lebih tinggi dibandingkan reksa dana pasar uang. Reksa dana jenis ini cocok dipilih oleh investor dengan tingkat risiko yang konservatif dan moderat.

Sementara itu masih dijelaskannya, reksa dana campuran cocok untuk investor yang moderat dan agresif. Sementara itu, reksa dana saham sangat cocok untuk investor yang agresif dan memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap risiko investasi.Jika risiko dan jenis reksa dana sudah dipahami, maka langkah selanjutnya adalah memilih reksa dana yang sesuai.

Setelah itu, investor dapat memilih perusahaan manajer investasi yang menjadi pengelola reksa dana. Investor dapat melakukannya dengan melakukan browsing melalui mesin pencari informasi terkait daftar manajer investasi dan reksa dana yang dikelolanya. Lalu, untuk pembelian reksa dana investor dapat langsung menghubungi tenaga pemasar di perusahaan manajer investasi atau melalui agen penjual reksa dana lainnya.

“Sebagai informasi, agen penjual reksa dana ada di masing-masing manajer investasi (MI) atau bisa melalui agen penjual reksa dana yang ada di bank-bank. Investor harus memastikan manajer investasi (MI) dan bank yang menjadi agen penjual reksa dana ini terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), “ungkap Pintor.

“Pembukaan awal rekening reksa dana bisa dimulai cukup dengan nominal Rp10.000 saja. Selanjutnya, investor dapat menentukan apakah ingin mendepositkan dana di rekening reksa dana miliknya secara rutin atau tidak. Tentunya akan sangat baik apabila kita melakukannya secara rutin dan disiplin agar bisa memperoleh hasil yang lebih maksimal, “sambungnya.

Jika investor masih kesulitan dalam memilih karena bervariasinya jenis reksa dana dan perusahaan manajer investasi, maka investor bisa memilihnya berdasarkan peringkat atau rating reksa dana yang dipublikasikan melalui media massa atau lembaga-lembaga riset reksa dana.

Peringkat reksa dana umumnya dapat dilihat dari hasil atau historical return reksa dana dan tingkat risiko atau fluktuasi harganya yang biasa dikenal dengan istilah risk adjusted return. Selain itu, berinvestasi reksa dana juga harus memiliki tujuan yang jelas dan tepat. Hal ini dilakukan untuk memproyeksikan berapa jumlah uang yang akan diinvestasikan dan berapa besar proyeksi keuntungannya.

Generasi milenial (ini gen z atau milenial?), yang saat ini masih relatif muda dapat memilih reksa dana yang lebih tinggi risikonya, seperti reksa dana saham, karena masih memiliki jangka waktu investasi yang panjang. Umumnya generasi milenial (ini gen z atau milenial ?) memiliki keleluasaan waktu sehingga menjadi investor yang cenderung agresif.

Semakin panjang waktu berinvestasi atau semakin panjang tujuan investasi, maka akan semakin kecil risiko investasi. Jika harga reksa dana turun, maka masih ada kesempatan untuk menunggu harga reksa dana naik kembali.

Dengan kata lain masih dibilang Pintor, imbal hasil reksa dana saham yang memiliki risiko paling tinggi lebih optimal dibeli untuk investasi dalam jangka panjang. “Jika dibandingkan dengan investor generasi X atau Y (bukankah gen Y sama dengan milenial ?), maka waktu investasi yang mereka miliki hanya 5-10 tahun karena akan segera memasuki usia non produktif, “katanya.

Kemudian, apabila tujuan investasinya adalah untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek (di bawah lima tahun)., maka disarankan untuk memilih jenis reksa dana yang risikonya lebih rendah, karena tidak akan terlalu berisiko ketika mengalami penurunan harga.Reksa dana juga merupakan salahsatu produk investasi yang cocok untuk investor yang masih pemula dalam dunia investasi maupun bagi investor yang mempunyai waktu terbatas.

Hal ini dikarenakan reksa dana dikelola oleh pihak profesional serta berpengalaman yang dikenal dengan manajer investasi (MI) (sepertinya poin ini sudah dijelaskan di bawah mungkin bisa dipertimbangkan kembali untuk ditulis).

Secara definisi, reksa dana merupakan wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat (investor) untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek (gabungan beberapa efek) oleh Manajer Invetasi (MI). Peran MI di sini adalah untuk mengatur porsi penempatan dana gabungan investor pembeli reksa dana pada pasar uang, saham maupun surat utang.

Selain itu, MI juga akan menentukan komposisi saham dan instrumen lainnya yang ada dalam portofolio setiap reksa dana investor. Kembali ke jenis-jenis reksa dana yang telah dijelaskan di awal. Pertama, reksa dana pasar uang memiliki aturan investasi sebesar 100% pada instrumen pasar uang atau surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari setahun.

Reksa dana jenis ini cocok untuk memenuhi tujuan keuangan jangka pendek (kurang dari setahun). Selanjutnya adalah reksa dana pendapatan tetap yang sebagian besar alokasi investasinya (minimal 80%) akan ditempatkan pada efek yang memberikan pendapatan tetap, seperti surat utang atau obligasi.

“Adapun reksa dana jenis ini cocok untuk memenuhi tujuan keuangan dengan jangka waktu antara 1-3 tahun. Kemudian yang ketiga adalah reksa dana campuran yang memiliki aturan investasi maksimal 79% pada instrumen pasar uang, obligasi, dan saham. Reksa dana jenis ini cocok untuk memenuhi tujuan keuangan dengan jangka waktu antara 3-5 tahun, “paparnya.

Lalu yang terakhir adalah reksa dana saham yang memiliki aturan investasi minimal 80% pada instrumen saham Reksa dana jenis ini cocok untuk memenuhi tujuan keuangan dengan jangka waktu di atas lima tahun atau investor agresif.

Berinvestasi di pasar modal baik melalui reksa dana, membeli saham ataupun membeli surat utang atau obligasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), menganut prinsip high risk high returns.

“Artinya, semakin tinggi risiko reksa dana, maka akan semakin tinggi pula potensi keuntungannya. Sebaliknya, reksa dana dengan risiko yang lebih rendah memiliki potensi keuntungan yang lebih rendah pula, “t ungkap Pintor. [P4/rel/sya]

Komentar Anda

Berita Terkini