Sabang, PILAREMPAT.com - Perlambatan pertumbuhan ekonomi Sumut seiring dengan tren moderasi harga komoditas ekspor utama Sumut yakni CPO dan dampak dari fenomena cuaca ekstrem pada Triwulan I-2023, terhadap penurunan produksi komoditas pertanian seperti kelapa sawit.
Hal tersebut dijelakan Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Ibrahim kepada puluhan jurnalis ekonomi dan bisnis Kota Medan, dalam Bincang Bareng Media (BBM) di Pulau Sabang, Aceh, Sabtu (24/6/2023).
Ia menyebut, Ekonomi Sumut Triwulan I-2023 masih tumbuh cukup baik sebesar 4,87% year on year (yoy), meskipun melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,26%
(yoy).
“Namun dari sisi pengeluaran, aktivitas
ekspor-impor mengalami pelemahan di tengah akselerasi pertumbuhan konsumsi
rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi PMTB dari triwulan
sebelumnya,” ujar Ibrahim.
Dijelasnya lagi, penurunan produksi sejumlah komoditas
utama Sumut sebagai dampak dari cuaca ekstrem pada Triwulan I-2023, serta
adanya tren moderasi harga komoditas ekspor utama Sumut seperti kelapa sawit,
sambungnya, menahan aktivitas perdagangan internasional.
"Di satu sisi, konsumsi & investasi tetap kuat. Dari sisi
lapangan usaha, sektor pertanian, perdagangan, dan transportasi tumbuh melambat
dibandingkan triwulan sebelumnya," sebut Ibrahim.
Deselerasi LU Pertanian seiring dengan
masuknya periode musim tanam beberapa komoditas seperti beras, cabai merah,
cabai rawit, dan bawang merah serta fenomena cuaca ekstrem yang berdampak pada
penurunan produksi beberapa komoditas pertanian.
Sejumlah indikator seperti kredit
perdagangan, UMKM, dan transportasi serta prakiraan Survei Kegiatan Dunia Usaha
(SKDU) PBE yang melambat pada triwulan I-2023 turut berdampak pada perlambatan
LU Perdagangan dan LU Transportasi ditengah sektor konstruksi dan industri yang
masih terakselerasi. [P4/sya]