Jakarta, PILAREMPAT.com - Bank Indonesia (BI) mencatat stabilitas sistem keuangan Indonesia sampai Maret 2023 menunjukkan pertahanan yang kuat. Hal itu terjadi di tengah sistem keuangan Amerika Serikat (AS) yang sedang rapuh di mana sejumlah bank bangkrut.
"Sistem keuangan Indonesia berdaya tahan dalam menghadapi dampak penutupan sejumlah bank di Amerika Serikat maupun dari keketatan kondisi pasar keuangan global," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan Nomor 40, Rabu (10/5/2023), sebagaimana yang dilansir finance.detik.com.
Perry menyebut pembiayaan perbankan Indonesia pada
2022 tumbuh 11,35%, lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sejak
pandemi Covid-19. Ketahanan juga diklaim tetap terjaga karena ditopang oleh
permodalan yang kuat, likuiditas memadai dan risiko kredit terkendali.
"Uji ketahanan atau stress test Bank
Indonesia menunjukkan kuatnya perbankan Indonesia dalam menghadapi tekanan baik
dari risiko likuiditas, risiko pasar karena kenaikan yield SBN dan volatilitas
nilai tukar rupiah maupun risiko kredit karena rendahnya non performing loan
(NPL)," ungkap Perry.
Stabilitas sistem keuangan Indonesia diperkirakan tetap terjaga dan kuat
karena ditopang oleh permodalan dan likuiditas yang tinggi. Inklusi keuangan
juga diprediksi terus tumbuh termasuk untuk pembiayaan kepada UMKM.
"Meskipun demikian, kami terus memantau dan
mewaspadai sejumlah tantangan yang dapat muncul ke depan baik dari perlambatan
ekonomi dunia, berlanjutnya kondisi perbankan dan keketatan pasar keuangan
global, maupun juga perlunya kita semua mengimplementasikan amanat UU P2SK
untuk transformasi sektor keuangan," ujar Perry.
Dalam mewaspadai sejumlah tantangan ke depan,
sinergi akan terus diperkuat dalam wadah Komite Stabilitas Sistem Keuangan
(KSSK) yang terdiri dari BI, Kementerian Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan
(LPS), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Koordinasi juga terus dilakukan dengan
para pelaku di sektor keuangan baik perbankan maupun non bank, serta dunia
usaha.
"Semuanya diarahkan untuk terus mendorong
pemulihan dan transformasi ekonomi nasional. Bank Indonesia juga berkomitmen
mendukung kebijakan pemerintah dalam hilirisasi baik di pertambangan,
perkebunan, pertanian, maupun perikanan," ucap Perry.[P4/dtc]