Medan, PILAREMPAT.com— Masyarakat Indonesia diminta untuk tidak terprovokasi oleh pro kontra yang sedang berkembang terkait kehadiran timnas Israel di ajang Piala Dunia U-20 yang akan diselenggarakan di Jakarta tidak lama lagi.
Kehadiran timnas Israel tidak akan mengubah posisi
Indonesia terhadap isu kemerdekaan dan pembebasan Palestina dari penjajahan dan
pendudukan Israel yang masih berlangsung. Sikap menentang penjajahan di dunia
masih menjadi kredo suci kemerdekaan Indonesia seperti tercantum di Pembukaan
UUD 1945.
Di sisi lain, Indonesia berkewajiban menjalankan
tugas masyarakat dunia menjadi tuan rumah dan penyelenggara Piala Dunia U-20
dengan sebaik mungkin. Penyelenggaraan Piala Dunia U-20 harus sukses seperti
penyelenggaraan Asian Games 2018 yang lalu.
Demikian pokok pikiran pengamat hubungan luar negeri
Teguh Santosa yang disampaikannya pada redaksi, Kamis (16/3/2023).
“Ini bukan kali pertama delegasi Israel hadir dalam
kegiatan internasional yang diselenggarakan di Indonesia. Sudah sering, baik
yang terbuka, maupun tertutup,” ujar pengamat hubungan internasional Teguh
Santosa dalam keterangannya, Kamis (16/3).
Dia mencontohkan, di bulan Maret tahun lalu ada
empat politisi Israel yang hadir dalam pertemuan Inter-Parliament Union (IPU),
di Bali. Mereka adalah Avi Dicter yang memimpin delegasi Israel, Nira Shpak,
Liat Margalit, dan Hanan Rettman yang menjadi sekretaris delegasi.
“Tidak ada gelombang protes saat itu. Tidak juga ada
keberatan dari pihak-pihak yang hari ini mempersoalkan kehadiran timnas
Israel,” kata Teguh yang juga dosen Hubungan Internasional di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Menurut Teguh, masyarakat Indonesia harus mendorong
lahirnya pendekatan-pendekatan baru dalam politik luar negeri Indonesia tanpa
meninggalkan cita-cita luhur kemerdekaan bangsa dan negara.
“Kita jangan terjebak dalam pikiran-pikiran usang
yang berangkat dari realita usang di masa lalu. Jangan sampai protes abadi kita
atas penjajahan Israel terhadap Palestina diplintir oleh pihak-pihak yang tidak
ingin kita maju menjadi kebencian atas agama dan ras tertentu. Ini tidak boleh
terjadi,” kata Teguh yang pernah menjadi Ketua bidang Luar Negeri PP Pemuda
Muhammadiyah dan Ketua bidang Luar Negeri Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Teguh mengingatkan Indonesia harus terus berdiri
kokoh di atas prinsip-prinsip dan national interest di tengah perubahan
landscape politik global yang tengah terjadi. Namun, jangan sampai melupakan
ada banyak cara yang bisa dilakukan tanpa mengkhianati tujuan.
Dia mencontohkan kemampuan Republik Rakyat China
beberapa waktu belakangan ini tampil sebagai pihak yang berhasil mengelola
berbagai kepentingan yang berkembang di tengah gejolak politik dunia. Misalnya
dalam upaya perdamaian Arab Saudi dan Iran belakangan ini.
Teguh berharap masyarakat Indonesia memberikan
dukungan penuh pada penyelenggaraan Piala Dunia U-20 dan mendorong agar PSSI
yang kini dipimpin Erick Thohir bekerja bersungguh-sungguh menjadi
penyelenggara yang membanggakan.
“Dan juga penting, kita harus mendorong agar timnas
Indonesia nanti tampil sebaik mungkin, menjadi kebanggaan kita semua,” demikian
Teguh Santosa yang juga Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI). [sya/Rel]