BI : Penyaluran Kredit Investasi dan LDR Perbankan di Sumut Melambat

/

/ Selasa, 27 Desember 2022 / 18.09 WIB

 

Doddy Zulverdi, Kepala Kantor Perwakilan BI Wilayah Sumut

Medan, PILAREMPAT.com - Penyaluran kredit perbankan melambat dari 11,11% (yoy) pada triwulan III 2022 menjadi 6,41% (yoy) pada November 2022. Perlambatan berasal dari menurunnya pertumbuhan kredit investasi seiring dengan pola musiman periode pembayaran proyek korporasi oleh principal yang mendorong pelunasan sebagian kredit. 

"Meski demikian, kredit modal kerja dan kredit konsumsi masih mencatat peningkatan pertumbuhan pada November 2022," kata Doddy Zulverdi, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara (Sumut), di KPw BI Wilayah Sumut, Selasa (27/12/2022).

Ia menjelaskan, dari sisi sektoral, sektor utama Sumut seperti Pertanian, Industri Pengolahan, dan Konstruksi mengalami perlambatan pertumbuhan kredit, namun tidak dengan kredit Perdagangan yang mencatat kenaikan pertumbuhan.


"Adapun pada November 2022, kredit konstruksi dan pertanian tercatat kontraksi. Di sisi lain, NPL sektor utama masih relatif terjaga, kecuali sektor perdagangan dan konstruksi yang telah mencapai lebih dari 5 persen pada November 2022 sehingga perlu diwaspadai," katanya.

LDR juga Melambat

Sedangkan Intermediasi Perbankan tercermin dari nilai LDR (Loan to Deposit Ratio) terindikasi mengalami perlambatan pada November 2022 yang mencapai 83,3% dibandingkan Triwulan III 2022 yang tercatat 84,7%. 

"Hal ini sejalan dengan perlambatan pada kredit rumah tangga dan kredit korporasi pada November 2022. Di sisi lain, kinerja kredit UMKM mengalami peningkatan dari tw III 2022 dengan pertumbuhan sebesar 16,00 persen secara year on year (yoy) menjadi 17,32% (yoy).," ujarnya.

Sementara itu, risiko kredit perbankan relatif terjaga meskipun terjadi peningkatan NPL dari triwulan III 2022 sebesar 2,46% menjadi 2,50% pada November 2022, namun masih dalam batas wajar di bawah 5%. Dari sisi kredit, kredit modal kerja mencatat perbaikan risiko kredit, disusul oleh NPL kredit konsumsi yang terjaga stabil. 

"Sementara itu, risiko kredit investasi terpantau meningkat namun masih dalam batas wajar. Hal ini diperkirakan sejalan dengan upaya perbaikan kualitas kredit pada debitur terdampak COVID-19 yang dilakukan oleh Pemerintah melalui restrukturisasi kredit yang mencapai -26% (yoy) pada November 2022," ungkap Doddy.

Sedangkan pertumbuhan restrukturisasi kredit negatif seiring dengan telah terlewatinya puncak pertumbuhan pada triwulan I 2021. [P4/sya]


Komentar Anda

Berita Terkini