BI : Perluasan Data Perkuat Perumusan Kebijakan Dalam Mengambil Keputusan

/

/ Selasa, 15 Februari 2022 / 22.16 WIB

 

JAKARTA | PILAREMPAT.COM-- Pembuat kebijakan dan pelaku bisnis di era digital ini memerlukan ketersediaan data yang bermanfaat dan akurat untuk pengambilan keputusan. 

Untuk itu, Bank Indonesia (BI) mendorong beberapa lembaga internasional agar menyusun new Data Gaps Initiative (DGI), sebagai tindaklanjut program Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (FMCBGs). 

"Konsep new DGI mencakup 4  area yaitu perubahan iklim, informasi distribusi rumah tangga, fintech dan data inklusi keuangan, serta akses ke sumber data pribadi dan data administratif," ujar Aida S Budiman, Deputi Gubernur Bank Indonesia, pada sesi kedua seminar bertajuk Casual talks : Exploring New Data for Better Policy Making, Selasa (15/02/2022). 

Acara digelar secara livestreaming ini merupakan bagian dari hari kedua rangkaian side events  pertemuan kedua tingkat Deputi Kementerian Keuangan dan Bank Sentral (Finance and Central Bank Deputies Meeting/FCBD) dan pertemuan pertama tingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers and Central Bank Governors Meetings/FMCBG) Presidensi G20, yang berlangsung mulai 14 -19 Februari 2022 di Jakarta.

Lebih lanjut, Aida S Budiman juga menyampaikan bahwa Bank Indonesia telah menggunakan kumpulan data granular, individual dan data per transaksi guna melakukan analisis. 

"Sejak tahun 2015, Bank Indonesia telah menginisiasi berbagai proyek Big Data Analytics, terutama untuk menganalisis keterkaitan dalam sistem keuangan dan pembayaran, serta pada e-commerce dan teknologi keuangan (Fintech), " ungkapnya.

Sejalan dengan itu, IMF Senior Resident Representative for Indonesia, James P Walsh mengonfirmasi bahwa Bank Indonesia telah memiliki akses data granular yang cukup komprehensif. Menurutnya, big data dan data granular dapat memperkirakan kebutuhan program publik yang diperlukan, termasuk mengukur efektivitasnya. 

Sementara itu, Chief Economist BCA, David Sumual menyatakan bahwa data transaksi maupun atribut dan perilaku konsumen yang tersedia dapat menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan asesmen terkait kondisi ekonomi mikro dan makro. [P4/sya/ril]

Komentar Anda

Berita Terkini