PILAREMPAT.com | Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyatakan dari hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 3,50 persen, suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25 persen.
Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi
yang tetap rendah dan stabilitas nilai tukar Rupiah yang terjaga, serta sebagai
langkah lanjutan untuk mendorong momentum pemulihan ekonomi nasional,
“terangnya saat mengumumkan hasil RDG Bulanan Bulan Februari 2021 dengan
cakupan Triwulan yang digelar secara live streaming, Kamis (18/02/2021).
Selain itu ungkap Perry, dalam siaran pers yang
diterima media ini dari Humas BI Kantor Perwakilan (KPw) Sumut, BI juga
menempuh langkah -langkah kebijakan sebagai tindaklanjut sinergi kebijakan
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam Paket Kebijakan Terpadu untuk
Peningkatan Pembiayaan Dunia Usaha dalam rangka Percepatan Pemulihan Ekonomi
yakni melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan
fundamental dan mekanisme pasar.
Lalu, melanjutkan penguatan strategi operasi moneter
untuk mendukung stance kebijakan moneter akomodatif, melonggarkan ketentuan
uang muka kredit/pembiayaan kendaraan bermotor menjadi paling sedikit 0 persen
untuk semua jenis kendaraaan bermotor baru, untuk mendorong pertumbuhan kredit
di sektor otomotif dengan tetap memerhatikan prinsip kehati-hatian dan
manajemen risiko, berlaku efektif 1 Maret 2021 sampai dengan 31 Desember 2021.
“Melonggarkan rasio Loan to Value/Financing to Value
(LTV/FTV) Kredit/Pembiayaan Properti menjadi paling tinggi 100 persen untuk
semua jenis properti (rumah tapak, rumah susun, serta Ruko/Rukan), bagi bank
yang memenuhi kriteria NPL/NPF tertentu dan menghapus ketentuan pencairan
bertahap properti inden untuk mendorong pertumbuhan kredit di sektor properti
dengan tetap memerhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko, berlaku
efektif 1 Maret 2021 sampai dengan 31 Desember 2021, “ paparnya.
Kemudian bilangnya lagi, mempublikasikan Asesmen Transmisi
Suku Bunga Kebijakan Kepada Suku Bunga Dasar Kredit Perbankan untuk mendukung
percepatan transmisi kebijakan moneter, serta memperluas diseminasi informasi
kepada konsumen, baik korporasi maupun individu guna meningkatkan tata kelola,
disiplin pasar dan kompetisi di pasar kredit perbankan.
Memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan
dan investasi pada sektor-sektor produktif, sektor pariwisata, serta melakukan
sosialisasi penggunaan local currency settlement (LCS), baik di dalam maupun
luar negeri, bekerja sama dengan instansi dan stakeholders terkait.
Promosi dan Sosialisasi
Pada Februari dan Maret 2021 sebut Perry lagi,
serangkaian kegiatan promosi dan sosialisasi akan diadakan di Jepang,
Singapura, Malaysia, dan Thailand, serta di Indonesia sebagai bagian dari
Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
Selanjutnya mendukung pengembangan ekosistem ekonomi
dan keuangan digital yang inklusif dan efisien khususnya UMKM dalam rangka
mendorong pemulihan ekonomi, termasuk Gernas BBI dan Gerakan Bangga Berwisata
Indonesia (GBWI) melalui memperpanjang MDR QRIS 0 persen bagi usaha mikro
hingga 31 Desember 2021. Perluasan akseptasi QRIS 12 juta merchant dengan
kolaborasi bersama PJSP, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
Mendorong kolaborasi e-commerce, UMKM dan Pemerintah
untuk memperkuat daya saing produk UMKM domestik baik untuk penjualan dalam
negeri maupun ekspor.
“Ke depan, Bank Indonesia akan mengarahkan seluruh instrumen kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional, dengan tetap menjaga terkendalinya inflasi dan memelihara stabilitas nilai tukar Rupiah, serta mendukung stabilitas sistem keuangan, “pungkas Perry Warjiyo. [P4/rel]