Amalan & Keistimewaan Puasa Rajab

/

/ Minggu, 14 Februari 2021 / 23.06 WIB

 

        Berpuasa di bulan Rajab (Foto: ilustrasi/mekkah.id)


                                         Amalan & Keistimewaan Puasa Rajab


Saat ini, umat Islam memasuki bulan Rajab pada Sabtu, 13 Februari 2021. Salah satu amalan pada bulan Rajab yakni berpuasa Rajab.

Bulan Rajab dalam kalender Hijriah adalah bulan ketujuh. Bulan ini sangat istimewa karena terjadinya Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW.

Dalam Al Quran juga disebutkan keistimewaan bulan Rajab yakni surat At Taubah ayat 36. Pada bulan Rajab umat Muslim dilarang berbuat zalim.

Bahkan pada zaman Nabi, pada bulan Rajab dilarang diadakan perang. Bulan-bulan yang diharamkan untuk perang lainnya yakni Muharram, Dzulqa'dah, dan Zulhijjah.

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ - ٣٦

"Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (untuk perang). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa." (QS At Taubah ayat 36).

Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya di surga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut.


Berikut ini niat
 puasa Rajab:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِى شَهْرِ رَجَبِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


"Nawaitu sauma ghadin fi syahri rojabi sunatan lillahi ta'alaa, (Artinya:” Aku berniat puasa sunnah Rajab esok hari karena Allah SWT”.)


Bulan Rajab 2021 akan berakhir pada 14 Maret 2021. Setelahnya adalah bulan Sya'ban. Kemudian setelah Sya'ban yakni bulan Ramadhan 2021. Muhammadiyah telah menetapkan 1 Ramadhan 2021 pada 13 April.

Keistimewaan Bulan Rajab Menurut UAH

Muncul berbagai pandangan tentang perlu atau tidaknya melakukan ibadah-ibadah tertentu pada bulan ini. Untuk menjawab hal tersebut, Ustaz Adi Hidayat memaparkan dalam kajian  di Masjid An-Nur Tanah Kusir, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Ia menyebut, di masyarakat sering muncul berbagai pandangan akan perlu atau tidaknya beribadah ini. Sesama pendukungnya menggunakan hadis atau riwayat tertentu untuk membela argumen tersebut.

Dalam QS at-Taubah ayat 36 Allah SWT bersabda, "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah 12 bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan . Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."

"Di antara sekian bulan yang kita lalui, dari 12 bulan dalam setahun, ada empat bulan yang diistimewakan oleh Allah SWT. Nah, bulan-bulan ini di luar bulan Ramadhan dan nantinya akan di rin cikan dalam hadis-hadis Nabi Mu ham m ad SAW," ujar Ustaz Adi.

Empat bulan yang disebut haram ini disebutkan oleh Rasul dalam hadisnya di khutbah wada, yaitu pesan yang disampaikan Nabi setelah menyelesaikan hajinya yang terakhir. Rasulullah SAW memberikan pesan kepada sahabat dan umat-Nya.

Salah satu yang disampaikan Nabi dalam khutbah ini adalah perihal waktu. Beliau menyebut, waktu ini akan terus berputar dan tidak akan pernah kembali. Maka, manfaatkan waktu ini untuk ber amal dan jangan ditinggalkan. Di antara waktu-waktu yang baik, Nabi pun me nye butkan empat bulan yang istimewa ini.

Bulan-bulan tersebut adalah Dzulqaidah, Dzulhijah, Muharram, dan Rajab. Bulan Rajakini baru memasuki pekan pertamanya. Ada beberapa amalanamalan yang bila dilakukan dapat membawa pahala.

Sunah yang penting dilakukan saat Rajab adalah mengevaluasi diri dengan menerapkan dua hal. Ini yang dilakukan oleh Nabi SAW. "Ada yang menyebut Rajab sebagai bulan introspeksi. Evaluasi diri dan menilai diri," ucap Ustaz Adi.

Hal pertama, yaitu menjauhi perbuatan zalim atau maksiat. Maksiat adalah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Ketika zalim menjadi salah, perbuatannya disebut dengan maksiat dan menimbulkan dosa.

Ustaz Adi menjelaskan, beberapa ulama dan syekh menyebut jika di bulan Rajab, ketika umat mampu meninggal kan maksiat, maka perbuatan itu melahir kan pahala berganda dibandingkan bulan-bulan lainnya. Apabila seseorang itu melakukan maksiat, dosanya juga akan berganda.

Ia mengajak jamaah yang hadir un tuk melakukan introspeksi atas perbuatan- perbuatan maksiat yang dilakukan sehari-hari. Menjauhi maksiat yang mungkin dilakukan dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Biasanya, Allah menciptakan segala sesuatu berlawanan, berpasangan. Maksiat ada lawannya, taat. Dan, ini biasanya akan saling menjauhi satu sama lain," lanjutnya.

Ada satu ibadah di mana jika dilaku kan, otomatis akan menjauhkan dari maksiat dan meningkatkan ketaatan. Ibadah ini disebut Ustaz Adi adalah puasa. Puasa meningkatkan keamalan dan ketaatan seorang umat secara bersamaan.

Dalam HR Muslim 1960, disebut, Nabi sering meningkatkan puasa di bulan-bulan haram ini, termasuk Rajab. Puasa ini sifatnya sunah dan bertujuan untuk melakukan introspeksi diri.

Dalam hadis itu disebutkan, "Telah menceritakan kepada kami (Utsman bin Hakim Al Anshari), ia berkata, 'Saya bertanya kepada (Sa'id bin Jubair) mengenai puasa Rajab dan saat itu kami berada di bulan itu.'Maka ia pun menjawab, 'Saya telah mendengar Ibnu Abbas berkata, dulu Rasulullah SAW pernah berpuasa hingga kami berkata berkata bahwa beliau tidak akan berbuka. Dan beliau juga pernah berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan puasa.'"

Ustaz Adi menyebut, melakukan ibadah di bulan-bulan haram ini memiliki keistimewaan dalam hal jumlah pahalanya. Melakukan amalan-amalan baik dan melakukan introspeksi sangat baik dilakukan bagi seseorang yang mendambakan surga. Karena itu, beribadah saat Rajab ini ada baiknya dilakukan dengan lebih giat agar mencapai citacita tersebut. 

Menurut Syaikhul Islam al-Imam al-Hafidz al- 'Iraqi dalam al-Tabshirah wa al- tadzkirah terkait hadits dha'if yang tidak maudhu' (palsu), maka para ulama sepakat memperbolehkan mempermudah dalam sanad dan periwayatannya tanpa menjelaskan kedha'ifannya. Ini berlaku apabila hadist tersebut tidak berkaitan dengan hukum dan akidah, melainkan berkaitan dengan targhib atau motivasi ibadah dan tarhib (peringatan). Misalnya nasihat, kisah-kisah, juga fadha'il al-a'mal.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menyebut puasa sunah akan lebih kuat jika dilaksanakan pada hari-hari utama atau al-ayyam al fadhilah. Dalam konteks bulanan dia menyatakan bahwa Bulan Rajab masuk dalam kategori al-asyhur al-fadhilah di samping Dzulhijjah, Muharram dan Sya'ban.

Wallahu a'lam bisshowab

(P4/nwy/erd/ndc/rci)


Komentar Anda

Berita Terkini