Prof Syawal Gultom : Masa Pandemi dan Tantangan Masa Depan, Penting Membangun Kesadaran Baru para Guru

/

/ Rabu, 09 September 2020 / 10.42 WIB

 

   Prof Syawal Gultom MPd 

Medan--Pilarempat.com | Dalam menghadapi tantangan berbeda di masa depan, sangat penting membangun kesadaran baru bagi guru-guru di Kota Medan. Apa yang diajarkan guru saat ini belum tentu sesuai dengan kebutuhan anak di masa depan.


Demikian disampaikan oleh Prof Syawal Gultom MPd  (foto) dalam rapat terbatas antara Universitas Negeri Medan, Dinas Pendidikan Kota Medan dan Tanoto Foundation, di Ruang Rapat Senat Uinimed, Jumat (4/9/2020).

Rapat ini sebagai tindaklanjut webinar sebelumnya tentang “Optimalisasi Peran Orang Tua dalam mendampingi anak Belajar Di Rumah (BDR)”. Webinar ini tercatat cukup sukses menghadirkan ribuan guru dan orang tua seluruh SMP di Kota Medan. 

Namun yang terpenting justru pasca webinar yang ditindaklanjuti dengan rapat sekolah dengan orangtua untuk membuat kesepakatan bersama dalam menjalin kerjasama membantu anak belajar di rumah.

Prof Syawal mengapresiasi langkah Kota Medan yang cukup responsif menghadapi situasi pembelajaran di masa pandemi dengan memberi ruang untuk orang tua berperan lebih besar. Justru inilah yang dicita-citakan KiHajar Dewantoro agar orang tua bisa menjadi guru, dan rumah bisa menjadi sekolah. Pandemi memaksa situasi ini harus dan bisa dilaksanakan, hanya kita perlu menyiapkan strategi pembelajaran agar bisa efektif. Pengalaman Jepang dan Vietnam yang lebih cepat menjadi negara maju karena peran orang tua yang lebih besar dalam pendidikannya.

Beliau bahkan menantang Kota Medan bisa menjadi rujukan pendidikan di Sumatera Utara dengan melibatkan sebesar-besarnya orang tua berperan aktif dalam pendidikan. Justru peran orang tua ini akan lebih bermakna dalam pengembangan karakter siswa dan pengembangan kompetensi yang relevan ketika belajar di rumah.

Prof Syawal menambahkan bahwa kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama adalah hal yang sangat penting di masa depan. Untuk itu kedua hal ini harus bisa diajarkan selama pembelajaran dan menyatu di semua mata pelajaran. Siswa yang lambat dalam berkomunikasi dan bekerjasama akan gagal di masa depan.

Selain Prof Syawal Gultom juga hadir Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan Adlan SPd MM, bersama Kasi SMP Supri Harahap, Mulyadi serta beberapa Kepala Sekolah pilihan dari SMP Negeri di Kota Medan Jamal Husein Harahap, Dewi Sri Indriati Kusuma, dan Bambang Sudewo. Sementara dari Tanoto Foundation hadir Prof Dr Sri Minda Murni MS dan Rimbananto.

Adlan menyatakan siap bergerilya ke sekolah mencari guru dan kepala sekolah yang punya pemahaman yang sama untuk dibangun cara pandangnya.

Prof Dr Sri Minda Murni MS, Guru Besar Universitas Negeri Medan yang juga sebagai  Kordinator LPTK Program PINTAR Tanoto Foundation Provinsi Sumatera Utara menyatakan bahwa situasi belajar di rumah memerlukan modul yang sederhana yang dapat dipahami orang tua. Ketiadaan modul selama ini membuat orang tua kesulitan membantu anak belajar di rumah. Untuk itu modul harus ditulis sedemikian rupa sehingga dapat mewakili kehadiran guru serta suasana belajar di sekolah, dapat dikerjakan secara mandiri, aktif, dan menyenangkan bagi siswa sehingga dapat meninggalkan perasaan berdaya dan berprestasi. Saat ini telah disusun contoh-contoh modul BDR yang disusun para Fasilitator Dosen dari Tanoto Foundation yang bisa diadopsi Kota Medan.

Rimbananto selaku Government Relation Tanoto Foundation mengusulkan bahwa gerakan ini perlu digaungkan dan mengajak lebih banyak lagi daerah untuk terlibat. Dalam hal ini 4 kabupaten/kota mitra sudah menyatakan akan ikut dalam gerakan untuk membangun kesadaran baru ini. Daerah tersebut adalah Batubara, Asahan yang sudah terlibat sebelumnya, menyusul Karo dan Pematangsiantar.

Rapat kemudian menyepakati tindaklanjut akan membuat webinar berikutnya yang akan diikuti beberapa kabupaten kota lain untuk mendorong gerakan ini lebih besar lagi. (P4/sya/msc)

Komentar Anda

Berita Terkini