“BERPUASA TANPA HOAK”
Oleh: Ir. ZulfikarTanjung
Alhamdulillah.., kita telah berada di Bulan Ramadhan 1441 H. Tanpa
terasa cepatnya waktu berlalu. Ramadhan telah tiba kembali.
Rasa syukur umat menyambut
kedatangannya semoga Allah SWT mendatangkan rahmat dan ampunan-Nya kepada kita
semua.
Setiap tahun ummat Islam
menyambut dengan gembira datangnya bulan Ramadhan. Tapi tahun ini lebih 200
negara dunia yang ada umat Islamnya mengalami goncangan sosiogis dan
ekonomis.
Beribadah ke masjid antara mengikuti sunnah, menjalankan anjuran
ulama dan umaro. Semua itu harus kita jalani dengan arif dan bijaksana.
Bagi yang tidak mampu ke Masjid
karena usia dan riwayat kesehatan jadikan rumah sebagai Pusat Ibadah kita
bersama keluarga.
Satu hal yang kita sama-sama
sepakat, meski virus Corona menghantui kita, beribadah kepada Allah jangan kita
tinggalkan. Berempati kepada sesama untuk bergotong-royong, tolong menolong
harus kita tingkatkan.
Dalam hal berkomunikasi dan
menyikapi informasi juga hendaklah arif. Mari kita jadikan bulan Ramadhan ini
untuk senantiasa berkomunikasi baik, mengelola informasi cerdas, tidak terlibat
apalagi terperangkap berita yang tidak benar atau Hoax.
Sesungguhnya Islam sudah
mengajarkan bahwa setiap orang tidak diperbolehkan berbuat sesuatu yang dapat
merugikan orang lain. Apalagi saat ini bulan Ramadhan.
KH Yasin Asymuni dalam kitab
Risalatus Shiyam menjelaskan tentang beberapa perbuatan di bulan Ramadhan yang
Allah SWT benci, di antaranya berdusta (al-kidzb), bertutur kata buruk
(al-fakhsy). Pada konteks ini tentu termasuk menyebarkan Hoax di media sosial.
Karenanya hindarilah bertutur
kata buruk di bulan Ramadhan. Tidak ada manfaatnya membuat atau menyebarkan
hoax di bulan Ramadhan. Sebab untuk apa melaksanakan ibadah puasa Ramadhan
sambil melakukan perbuatan yang Allah benci ?
Artinya di bulan Ramadhan ini
adalah waktu yang tepat untuk memperbaiki perilaku kita dan membuang perilaku
buruk kita.
Para Ulama berulang
mengingatkan, bahwa Allah membenci perilaku hoax, baik memproduksi maupun
menyebarkannya.
Segeralah memohon ampun
berulang kali kepada Allah SWT sebagai langkah sikap yang mengiringi setiap
perbuatan hoax yang terlanjur telah dilakukan.
Karena jika tidak diikuti
dengan permohonan ampun (istighfar) maka secara otomatis sang pelaku sulit
menjauh dari sifat bohong, menggunjing, konflik dan perdebatan yang tidak ada
manfaatnya.
Semoga Allah SWT
menghentikan musibah ini dengan kuasa-NYA sambil umat manusia berikhtiar untuk
mencegahnya. Selamat berpuasa tanpa terlibat Hoax. (Penulis: Ketua SMSI Sumut/Kabid Pempolkam PWI Sumut/Ketua Pembina forJES))