Pilarempat.com-Medan
: Dalam upaya mengantisipasi Covid-19 agar virus mematikan itu
tidak menular ke orang lain harus dilakukan pengendalian atau tata kelola yang
responsif dan akuntabel.
“Terutama yang paling penting sterilisasikan kedatangan penumpang pesawat
di Bandara Internasional Kualanamu/Kuala Namu International Airport (KNIA). Di sini perlu disediakan Ruang
Isolasi Adsorbent Hydroxyapatite (HA)
filler sewaktu berada di bandara tersebut,” ungkap Dra.Dara Aisyah, MSi,
Ph.D, Dosen Program Studi Administrasi Negara (FISIP) Cluster Evaluasi Kinerja
Program Pemerintah Universitas Sumatera Utara (USU), di Medan, Kamis (2/4/2020).
Menurutnya, bagaiman seharusnya sistem pengendalian virus corona secara
benar agar tidak meluas terjangkit kepada orang lain sehingga apa yang
dilakukan tim Satgas Covid 19 Sumut untuk mengantisipasinya tidak lah sia-sia.
Dijelaskan Dara, tata kelola penanganan Covid-19 meliputi fase-fase antara
lain tindakan treatment. Pertama mengadministrasikan para pendatang di Bandara
Kualanamu harus mengganti pakaian dan memakai pakaian khusus.
Kedua, melakukan Pengukuran suhu before treatment, untuk memasuki bilik
isolasi Adsorbent Chamber di treatment harus dilakukan secara seksama.
Sedangkan
fungsi adsorbent di dalam HA water untuk 3 in 1 fungsinya bermanfaat sebagai
penambah stamina tubuh jika di minum dan mengadsorbsi semua virus, kotoran dan
lainnya.
Adsorbent menghilangkan berbagai macam virus, kuman, yang masuk melalui
proses penyerapan dengan memasukkan bahan cairan berkalori di dalam tubuh untuk
stamin
“Ketiga,
menghidupkan bilik Chamber dengan absorbent filler Hidroksiapatit Water hingga
mencapai 20 menit,” sebut Dara yang juga Ketua Komite R&D Produk Inovasi
Pesisir Kadin Sumatera Utara ini.
Hal senada dikemukakan Relawan Covid-19 dari Tata Kelola Social Public
Development, Ir Raulan Togatorop. Dia menyarankan kepada para pendatang agar
minum air berkalori dari HA water untuk detoxification (detox) sebanyak dua
liter sehari untuk anti detox. Kemudian menyemprot mata hidung, mulut, wajah
dan seluruh tubuh .
Setelah keluar dari bilik Chamber, harus melakukan pembersihan dengan
mandi air berkalori agar terbasahi di seluruh tubuh. Gunanya untuk memastikan
bahwa seluruh tubuh sudah melewati adsorbent water.
Lantas dilakukan pengukuran Suhu after treatment sehingga
diperoleh zero virus. Seandainya belum berkurang (reduced) kandungan virus
dalam tubuh maka pasien di klasifikasikan sebagai 3 tingkatan yaitu status
pasien ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan) dan Suspect
atau Terduga,” jelas Raulan.
Dosen
Program Studi Fsika FMIPA USU, Dr Muhammad Sontang Sihotang, S.Si, M.Si
menambahkan seluruh pasien harus diisolasi & terkawal di dalam Rumah
Karantina Covid -19 yang berlokasi tetap di kawasan Bandara Kualanamu dengan
treatment adsorbent .
“Lokasi isolasi harus jauh dari tempat tinggal masyarakat yang belum
tercemar dan terindikasi Covid -19. Hal
ini dimaksudkan agar virus tersebut tidak menjalar kemana-mana.
Inilah tata kelola yang benar dan sangat efektif sebagai kinerja pencegahan wabah pandemi dalam mengantisipasi dan menterapi pasien dengan sistem blok lebih baik,” pungkas Sontang. (P4/SPC)
Inilah tata kelola yang benar dan sangat efektif sebagai kinerja pencegahan wabah pandemi dalam mengantisipasi dan menterapi pasien dengan sistem blok lebih baik,” pungkas Sontang. (P4/SPC)