” Kondisi
itu disinyalir akibat terdampak penyebaran wabah Virus Corona atau Covid-19,”
kata Wiwiek Sisto Widayat, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Sumut
kepada wartawan, di KPw BI Sumut, Jalan Balai Kota Medan, Kamis sore (5/3/2020).
Untuk
keseluruhan ditahun 2020, Ekonomi Sumut diprakirakan tumbuh menguat dibanding
2019 yang didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, dan investasi
ekspor.
Bank
Indonesia Provinsi Sumatera Utara (BI Sumut) mencatat perekonomian Sumut
triwulan I 2020 diperkirakan masih tumbuh cukup kuat meskipun melambat sesuai
pola historisnya.
”
Kondisi itu disinyalir akibat terdampak penyebaran wabah Virus Corona atau
COVID-19,” kata Kepala Perwakilan KPw BI Provinsi Sumut Wiwiek Sisto Widayat.
Selain itu,
ungkapnya, dipengaruhi belum optimalnya investasi baik dari pemerintah dan
swasta di awal tahun serta dari LU Pertanian akibat pergeseran pola tanam dan
faktor cuaca.
Wiwiek
didampingi Kepala Grup Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah BI Wilayah
Sumut, Andiwiana Septonarwanto dan Wakil Kepala Kantor BI Wilayah Sumut,
Ibrahim menyebutkan, meskipun demikian untuk keseluruhan di 2020, Ekonomi Sumut
diperkirakan tumbuh menguat dibanding 2019 yang didorong peningkatan kinerja
konsumsi rumah tangga, dan investasi ekspor.
Pada
sisi Lapangan Usaha (LU), kata Wiwiek pertumbuhan didorong LU Utama, seperti
industri pengolahan, perdagangan dan konstruksi.
Jika
dilihat dari inflasi pada 2020 diperkirakan adanya meningkat dari tahun
sebelumnya (2019), tetapi masih berada di dalam sasaran inflasi nasional yaitu
3±1% (yoy).
“Kenaikan
inflasi tersebut akan didorong penyesuaian tarif yang dilakukan pemerintah
seperti BPJS Kesehatan, Cukai Rokok, Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Tarif
Tol,” ujarnya.
Demikian
juga dengan produksi bumbu khususnya cabai merah masih belum optimal.
“Di
tengah permintaan yang tinggi, bumbu-bumbu seperti cabai merah, bawang merah,
merah putih masih menjadi penyumbang inflasi di Sumut. Ini juga menjadi
penyebab reisiko meningkatnya inflasi secara temporer seiring dengan adanya
peningkatan permintaan barang kesehatan serta bahan makanan akibat penyebaran
virus Corona,” papar Wiwiek.
Membaik
Meski
demikian, Wiwiek tetap optimis pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara akan membaik.Untuk
pertumbuhan kredit pada 2020 diperkirakan akan membaik seiring dengan meredanya
tekanan global dan perbaikan ekonomi domestik.
Wiwiek
memperkirakan neraca perdagangan Sumut tercatat surplus USD 0,25 miliar,
terkontraksi 14% (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan terjadi pada ekspor terutama untuk komoditas lemak dan minyak
nabati ditengarai untuk memenuhi permintaan domestik yaitu implementasi B30.
Sedangkan di sisi lain, impor juga menurun terutama untuk komponen biji logam
dan sisa logam
Wiwiek memprediksi, permasalahan Corona
dapat ditanggulangi secara penuh hingga akhir triwulan II 2020. Terlebih dengan
melihat perkembangan saat ini, dimana tingkat kesembuhan orang yang terjangkit
Corona semakin tinggi.
“Apalagi sudah ada pernyataan dari beberapa
pemerintah di sejumlah negara yang telah menemukan antibodi untuk menangani
Corona ini,” sebutnya.
Wiwiek berharap permasalahan Corona ini
segera berakhir sehingga perekonomian dunia membaik yang otomatis berdampak
pada perekonomian Indonesia termasuk Sumut. (P4/sya).