Dampak Virus Corona, BI Perkirakan Triwulan I/2020 Ekonomi Sumut Turun 0,2%

/

/ Jumat, 06 Maret 2020 / 11.24 WIB

 


 PILAREMPAT.com-MEDAN : Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (BI Sumut), ekonomi Sumut pada tahun triwulan I di 2020 diperkirakan akan turun di angka 0,2%.
” Kondisi itu disinyalir akibat terdampak penyebaran wabah Virus Corona atau Covid-19,” kata Wiwiek Sisto Widayat, Kepala Kantor Perwakilan (KPw) BI Provinsi Sumut kepada wartawan, di KPw BI Sumut, Jalan Balai Kota Medan, Kamis sore (5/3/2020).
Untuk keseluruhan ditahun 2020, Ekonomi Sumut diprakirakan tumbuh menguat dibanding 2019 yang didorong oleh peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, dan investasi ekspor.
Bank Indonesia Provinsi Sumatera Utara (BI Sumut) mencatat perekonomian Sumut triwulan I 2020 diperkirakan masih tumbuh cukup kuat meskipun melambat sesuai pola historisnya.
” Kondisi itu disinyalir akibat terdampak penyebaran wabah Virus Corona atau COVID-19,” kata Kepala Perwakilan KPw BI Provinsi Sumut Wiwiek Sisto Widayat.
Selain itu, ungkapnya, dipengaruhi belum optimalnya investasi baik dari pemerintah dan swasta di awal tahun serta dari LU Pertanian akibat pergeseran pola tanam dan faktor cuaca.
Wiwiek didampingi Kepala Grup Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah BI Wilayah Sumut, Andiwiana Septonarwanto dan Wakil Kepala Kantor BI Wilayah Sumut, Ibrahim menyebutkan, meskipun demikian untuk keseluruhan di 2020, Ekonomi Sumut diperkirakan tumbuh menguat dibanding 2019 yang didorong peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga, dan investasi ekspor.
Pada sisi Lapangan Usaha (LU), kata Wiwiek pertumbuhan didorong LU Utama, seperti industri pengolahan, perdagangan dan konstruksi.
Jika dilihat dari inflasi pada 2020 diperkirakan adanya meningkat dari tahun sebelumnya (2019), tetapi masih berada di dalam sasaran inflasi nasional yaitu 3±1% (yoy).
“Kenaikan inflasi tersebut akan didorong penyesuaian tarif yang dilakukan pemerintah seperti BPJS Kesehatan, Cukai Rokok, Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Tarif Tol,” ujarnya.
Demikian juga dengan produksi bumbu khususnya cabai merah masih belum optimal.
“Di tengah permintaan yang tinggi, bumbu-bumbu seperti cabai merah, bawang merah, merah putih masih menjadi penyumbang inflasi di Sumut. Ini juga menjadi penyebab reisiko meningkatnya inflasi secara temporer seiring dengan adanya peningkatan permintaan barang kesehatan serta bahan makanan akibat penyebaran virus Corona,” papar Wiwiek.
Membaik
Meski demikian, Wiwiek tetap optimis pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara akan membaik.Untuk pertumbuhan kredit pada 2020 diperkirakan akan membaik seiring dengan meredanya tekanan global dan perbaikan ekonomi domestik.
Wiwiek memperkirakan neraca perdagangan Sumut tercatat surplus USD 0,25 miliar, terkontraksi 14% (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan terjadi pada ekspor terutama untuk komoditas lemak dan minyak nabati ditengarai untuk memenuhi permintaan domestik yaitu implementasi B30. Sedangkan di sisi lain, impor juga menurun terutama untuk komponen biji logam dan sisa logam
Wiwiek memprediksi, permasalahan Corona dapat ditanggulangi secara penuh hingga akhir triwulan II 2020. Terlebih dengan melihat perkembangan saat ini, dimana tingkat kesembuhan orang yang terjangkit Corona semakin tinggi.
“Apalagi sudah ada pernyataan dari beberapa pemerintah di sejumlah negara yang telah menemukan antibodi untuk menangani Corona ini,” sebutnya.
Wiwiek berharap permasalahan Corona ini segera berakhir sehingga perekonomian dunia membaik yang otomatis berdampak pada perekonomian Indonesia termasuk Sumut. (P4/sya).

Komentar Anda

Berita Terkini