Pengamat Ekonomi: Pekan Pertama Januari 2020, Harga Pangan di Sumut Mahal

/

/ Sabtu, 11 Januari 2020 / 00.49 WIB




PILAREMPAT.COM, MEDAN | Pengamat ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, SE.MSi mengatakan, sampai pekan pertama bulan Januari 2020, harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat belum mengalami penurunan dan bergerak landai sejak tahun baru lalu.

Disebut Gunawan, harga cabai merah dijual di level 36 ribu per Kg, sementara bawang merah masih dijual dikisaran 40 ribu per Kg, bawang putih 32 ribu per Kg dan cabai rawit dijual di kisaran 40 ribu per Kg. Harga daging ayam dijual di harga 33 ribu per Kg, sementara telur ayam dijual dikisaran harga 22.500 per Kg.

“Harga sejumlah kebutuhan pokok tersebut masih bertahan mahal hingga saat ini. Dan semua bahan pokok itu masih terus menyumbangkan besaran inflasi sejauh ini. Meskipun sedikit lebih murah dibandingkan dengan harga saat satu hari sebelum tahun  baru,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (10/01/2020).

Akan tetapi, jelas Gunawan, jika membandingkan rata-rata di bulan Desember, sejauh ini harga rata-rata bahan pokok di Sumut masih jauh lebih mahal. Untuk bawang merah harganya mahal dikarenakan oleh beberapa wilayah di Jawa Tengah yang kebanjiran mengakibatkan sejumlah wilayah gagal panen bawang merah. Dikarenakan bawang merah naik, mengakibatkan bawang putih juga mengalami kenaikan harga yang sama.

Selanjutnya, harga cabai juga dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi mengakibatkan petani enggan untuk memanen dan gangguan pasokan terjadi. Distribusi dan produksi mengalami gangguan. Alhasil cabai merah yang awalnya naik terlebih dahulu saat ini diikuti dengan cabai jenis lainnya. 

“Untuk masalah cabai ini saya pikir akan teratasi seandainya nanti cuaca kembali bersahabat. Dan kita berharap cabai merah di januari bisa kembali normal dalam rentang harga 27 hingga 33 ribu per Kg nya. Untuk harga daging ayam maupun telur ayam yang belum juga mengalami penurunan masih meningkat. Hal ini disebabkan tren konsumsi babi menurun di masyarakat,” ungkap Gunawan yang juga dosen UIN dan PTS di Medan ini. 
.

Untuk penurunan ini, bilang Gunawan, sebaiknya perlu dicermati dengan serius. Mengingat ada beberapa permasalahan mendasar. Pertama, tren konsumsinya menurun akibat serangan virus, atau memang kedua populasi babi yang semakin terancam jumlahnya. Kedua penyebabnya tersebut akan membuat harga daging subtitusinya berpeluang mengalami kenaikan. Seperti halnya daging ayam dan telur ayam.

Gunawan Benjamin,SE,MSi
Januari Terjadi Inflasi
Januari sejauh ini akan menyumbangkan inflasi. Terlebih inflasi yang sudah pasti sumbangkan oleh kenaikan harga rokok. Sejauh ini sulit berharap kalau Sumut tidak akan terjadi inflasi di Januari. Dan kita berharap inflasi di awal januari tidak signifikan layaknya tahun kemarin dimana inflasi di 8 bulan pertama mencapai 5.4%.

“Indikasi inflasi Sumut di awal tahun ini, memang menunjukan adanya laju tren inflasi yang besar. Tetapi kita harap jauh lebih baik dari tahun kemarin. Memang kita sudah terlatih dan terbiasa laju inflasi bergerak naik turun dengan sangat tajam (berfluktuasi). Tetapi laju inflasi bagai roller coaster tersebut kerap memunculkan kepanikan tersendiri di tengah masyarakat. Secara keseluruhan saya masih optimis nantinya Inflasi Sumut akan sesuai dengan sasaran Bank Indonesia, yakni 3% plus minus 1%,” ungkap Gunawan. (P4/sya)



Komentar Anda

Berita Terkini