PILAREMPAT.COM, MEDAN | Pengamat ekonomi Sumatera Utara,
Gunawan Benjamin, SE.MSi mengatakan, sampai
pekan pertama bulan Januari 2020, harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat
belum mengalami penurunan dan bergerak landai sejak tahun baru lalu.
Disebut Gunawan, harga
cabai merah dijual di level 36 ribu per Kg, sementara bawang merah masih dijual
dikisaran 40 ribu per Kg, bawang putih 32 ribu per Kg dan cabai rawit dijual di
kisaran 40 ribu per Kg. Harga daging ayam dijual di harga 33 ribu per Kg,
sementara telur ayam dijual dikisaran harga 22.500 per Kg.
“Harga sejumlah
kebutuhan pokok tersebut masih bertahan mahal hingga saat ini. Dan semua bahan
pokok itu masih terus menyumbangkan besaran inflasi sejauh ini. Meskipun
sedikit lebih murah dibandingkan dengan harga saat satu hari sebelum
tahun baru,” ujarnya kepada wartawan, Jumat (10/01/2020).
Akan tetapi, jelas
Gunawan, jika membandingkan rata-rata di bulan Desember, sejauh ini harga
rata-rata bahan pokok di Sumut masih jauh lebih mahal. Untuk bawang merah
harganya mahal dikarenakan oleh beberapa wilayah di Jawa Tengah yang kebanjiran
mengakibatkan sejumlah wilayah gagal panen bawang merah. Dikarenakan bawang
merah naik, mengakibatkan bawang putih juga mengalami kenaikan harga yang sama.
Selanjutnya, harga
cabai juga dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi mengakibatkan petani enggan
untuk memanen dan gangguan pasokan terjadi. Distribusi dan produksi mengalami
gangguan. Alhasil cabai merah yang awalnya naik terlebih dahulu saat ini diikuti
dengan cabai jenis lainnya.
“Untuk masalah
cabai ini saya pikir akan teratasi seandainya nanti cuaca kembali bersahabat.
Dan kita berharap cabai merah di januari bisa kembali normal dalam rentang
harga 27 hingga 33 ribu per Kg nya. Untuk harga daging ayam maupun telur ayam
yang belum juga mengalami penurunan masih meningkat. Hal ini disebabkan tren
konsumsi babi menurun di masyarakat,” ungkap Gunawan yang juga dosen UIN dan
PTS di Medan ini.
.
Untuk penurunan
ini, bilang Gunawan, sebaiknya perlu dicermati dengan serius. Mengingat ada
beberapa permasalahan mendasar. Pertama, tren konsumsinya menurun akibat
serangan virus, atau memang kedua populasi babi yang semakin terancam
jumlahnya. Kedua penyebabnya tersebut akan membuat harga daging subtitusinya
berpeluang mengalami kenaikan. Seperti halnya daging ayam dan telur ayam.
Gunawan Benjamin,SE,MSi |
Januari Terjadi Inflasi
Januari sejauh ini
akan menyumbangkan inflasi. Terlebih inflasi yang sudah pasti sumbangkan oleh
kenaikan harga rokok. Sejauh ini sulit berharap kalau Sumut tidak akan terjadi
inflasi di Januari. Dan kita berharap inflasi di awal januari tidak signifikan
layaknya tahun kemarin dimana inflasi di 8 bulan pertama mencapai 5.4%.
“Indikasi inflasi
Sumut di awal tahun ini, memang menunjukan adanya laju tren inflasi yang besar.
Tetapi kita harap jauh lebih baik dari tahun kemarin. Memang kita sudah
terlatih dan terbiasa laju inflasi bergerak naik turun dengan sangat
tajam (berfluktuasi). Tetapi laju inflasi bagai roller coaster tersebut
kerap memunculkan kepanikan tersendiri di tengah masyarakat. Secara keseluruhan
saya masih optimis nantinya Inflasi Sumut akan sesuai dengan sasaran Bank
Indonesia, yakni 3% plus minus 1%,” ungkap Gunawan. (P4/sya)