Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kantor Lhokseumawe (foto:P4/istimewa)
PILAREMPAT.COM,LHOKSEUMAWE | Desember 2019, Kota Lhokseumawe tercatat mengalami inflasi sebesar 0,60% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan November 2019 sebesar 0,02% (mtm) namun lebih rendah dibandingkan inflasi Desember 2018 sebesar 1,05 % (mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kantor Lhokseumawe
, Yufrizal Jumat ,3 Januari 2020
mengatakan, dua kota lain yang menjadi lokasi penghitungan inflasi di Provinsi
Aceh yaitu Banda Aceh sebesar 0,46% (mtm), sementara Meulaboh tercatat
mengalami deflasi sebesar (-) 0,19% (mtm)
Secara agregat, Provinsi Aceh mengalami inflasi
sebesar 0,42% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami
deflasi sebesar (-) 0,12% (mtm) serta inflasi nasional sebesar 0,34% (mtm),” ujar
Yufrizal.
Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi tahunan
Kota Lhokseumawe pada periode Desember 2019 sebesar 1,20% (yoy) atau berada di
bawah kisaran sasaran inflasi 3,5% ±1% (yoy).
Dijelaskannya, Inflasi Kota Lhokseumawe bulan
Desember 2019 terutama bersumber dari kenaikan harga pada komponen Volatile
Food dan Inflasi Inti yang tercatat inflasi masing-masing sebesar 1,93% (mtm)
dan 0,14% (mtm).
Sementara itu, komponen Administered Price tidak
mengalami perubahan.
Komponen Volatile Food pada bulan Desember 2019
mengalami inflasi sebesar 1,93% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan
sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar (-) 0,94% (mtm).
Lima komoditas yang memberikan andil inflasi antara
lain udang basah (0,26%), bawang merah (0,16%), tomat sayur (0,09%), jeruk
nipis (0,08%) dan cumi-cumi (0,07%).
Komoditas
yang memberikan andil deflasi terbesar yaitu tongkol/ambu-ambu (-0,21%), cabai
merah (-0,06%), cabai rawit (-0,04), cabe hijau (-0,03), dan bandeng (-0,02%).
Lebih lanjut Kepala BI Lhokseumawe mengatakan Kenaikan harga pada bulan Desember 2019
utamanya disebabkan masih tingginya kebutuhan pangan masyarakat seperti
sayuran, buah, dan daging ayam drk kendhuri maulid nabi dan usaha kuliner. Di
samping itu, khusus untuk komoditas bawang merah, minimnya panen petani lokal
sehubungan dengan musim hujan membuat pedagang mengandalkan pasokan dari luar
Aceh.
Komoditas inflasi inti didorong oleh kenaikan harga
cat kayu/cat besi. Secara tahunan, komponen inti mengalami inflasi sebesar
2,88% (yoy).
Ke depan, inflasi akan tetap dijaga sehingga berada
pada sasaran inflasi 2020, yaitu 3,0±1%. Untuk itu, koordinasi antara
Pemerintah, Bank Indonesia dan lembaga terkait yang tergabung dalam Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus diperkuat dalam menghadapi sejumlah
risiko yang dapat mendorong kenaikan harga. (P.4/zky)