BI Sumut Sosialisasikan Kebijakan SP Terkini Uang Elektronik & QRIS di USU

/

/ Minggu, 03 November 2019 / 01.20 WIB





PILAREMPAT.COM, MEDAN - Bank Indonesia  (BI) Kantor  Perwakilan (KPw) Sumatera Utara (Sumut) mensosialisasikan Kebijakan Sistem Pembayaran Terkini Uang Elektronik dan Quick Respon Indonesia Standard (QRIS) kepada mahasiswa di Gedung Auditorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU) Jumat (1/11/2019)..

Bertujuan untuk mempermudah perputaran ekonomi untuk bisa lebih cepat dan lebih baik, sehingga di level UMKM dapat lebih maju, dan masyarakat dapat lebih mudah dalam setiap berbagai jasa pelayanan dan mendapat kepastian pembayaran dengan berbasis kartu dan digital dapat lebih pasti.

Hal ini dikatakan Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Utara, Andiwiana mewakili Kepala Kantor Wilayah Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Utara, Wiwiek Sisto Widayat kepada waryawan, selain itu juga menurutnya, keinginan untuk mensosialisasikan (QRIS) atau Quick Respon Indonesia Standard ini, kepada mahasiswa sebagai agen perubahan, untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang manfaat dari pada sistem pembayaran terkini dengan uang elektronik dan QRIS tersebut.

Menurut Andiwiana, negara Indonesia dengan penduduk 250 juta jiwa, jika masing masing orang saja, memegang sepuluh lembar uang kertas pecahan sepuluh ribu rupiah, sudah dapat dipastikan penggunaan kertas sebanyak 2,5 milyar lembar, nah untuk memproduksi uang sebanyak 2,5 milyar lembar tentu saja memeliki biaya produksi.

Mulai dari pengadaan kertas, tinta, air dan kain katun, semuanya ini tentu saja memiliki biaya produksi, nah salah satu dari keuntungan penggunaan uang elektronik atau digital, adalah untuk menghemat biaya produksi uang tersebut, dan juga ramah lingkungan, selain itu juga untuk menghindari tindakan premanisme atau perampokan terhadap pemegang uang itu sendiri, anti korupsi, dan juga dapat memonitor perilaku kita yang kurang baik bisa  ketahuan,membantu UMKM, maka oleh sebab itu,"saya ingin mengajak mahasiswa sebagai agen perubahan dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat,"jelas Andiwiana.

Selain manfaat diatas, sudah terbukti penggunaan uang elektronik dapat menghindari kebocoran uang negara, kalau dulu kita pernah mendengar ada sebanyak 30 persen kebocoran uang negara, itu akibat pembayaran dilakukan dengan tunai, namun ketika pembayaran dilakukan dengan non tunai, pendapatan negara, malah bisa naik hingga 30 persen," ujar Andiwiana.

Selain menghadirkan Andiwiana Bank Indonesia juga menghadirkan narasumber Principal Ekonomist DKSP Bank Indonesia, Akhis Hutabarat dalam acara sosialisasi yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di Sumut ini.

“Kita tidak bisa lepas dari teknologi digital yang telah hadir di setiap sisi kehidupan kita, digitalisasi selain ada potensi juga ada resiko yang harus di mitigasi, itulah menjadi tugas Bank Indonesia sebagai otoritas keuangan di Indonesia," ujarnya.

Selain itu juga menurutnya, ada lima visi sistem pembayaran Bank Indonesia 2025, diantaranya bagaimana kebijakan itu berjalan dengan baik, SPI 2025 mendukung integrasi ekonomi keuangan digital nasional sehingga menjamin fungsi bank sentral dalam proses peredaran uang, kebijakan moneter, dan stabilitas sistem keuangan, serta mendukung inklusi keuangan.

SPI 2025 mendukung digitalisasi perbankan sebagai lembaga utama dalam ekonomi keuangan digital melalui open banking maupun pemanfaatan teknologi digital dan data dalam bisnis keuangan.

SPI 2025 juga menjamin interlink antara Fintech. Selain itu juga menurutnya, manfaat transaksi nontunai lebih murah efisien, konektivitas lebih luas, lebih praktis, kurangi friksi transaksi, transparan tata kelolanya yang semuanya itu tujuannya untuk inklusi keuangan atau pertumbuhan keuangan.

Sementara itu, sebelum kedua narasumber dari Bank Indonesia memberikan pemaparan dan penjelasannya, Prof Ramli MS Dekan Fakultas Ekonomi USU dalam sambutannya mengatakan, sosialisasi alat pembayaran inovasi baru BITALKS dan QRIS sebagai alat Pembayaran Nasional akan dimulai di Januari 2020, oleh sebab itu, setiap pertemuan kita harapkan ada transfer of knowledge, dengan ada penjelasan ini saya tertarik untuk sistem pembayaran nasional ini.

“Mungkin setelah sosialisasi dan penjelasan ini nantinya, ada satu kajian penelitian, apakah sistem pembayaran elektronik dan QRIS  ini nantinya, apakah sudah efektif atau tidak. Nah.. kepada mahasiswa diminta untuk mohon dicermati apa yang disampaikan narasumber ini agar dapat kita bahas," himbaunya. [P4/sya]

Komentar Anda

Berita Terkini