Data Base Diperlukan untuk Meningkatkan Investor Menanamkan Modalnya di Sumut

/

/ Rabu, 09 Oktober 2019 / 11.47 WIB
 Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Wiwiek Sisto Widayat

PILAREMPAT.COM,MEDAN | Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut, Wiwiek Sisto Widayat mengungkapkan untuk  acuan para investor yang berminat menanamkan modalnya di Sumatera Utara (Sumut) perlunya  setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) mampu menyiapkan database  atau basis basis data.
Menurutnya, hal itu sangat diperlukan seperti proyek apa yang siap untuk dibiayai oleh para pemodal. Sehingga dapat diketahui, dari segi mana pemodal akan menanamkan sahamnya di Sumut.
 “Database potensi daerah sangat penting untuk meyakinkan para investor atau pemodal khususnya dari luar negeri mendapatkan informasi jelas tentang seluruh aspek di setiap daerah,” sebut Kepala Kantor Bank Indonesia (KPw BI) Wiwiek Sisto Widayat kepada wartawan usai acara Capacity Building North Sumatera Invest 2019 di Gedung BI Wilayah Sumut Lt 9, Jln Balai Kota Medan, Selasa (8/10/19).
Untuk itu tegas Wiwiek, diperlukan kerja keras semua pihak pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota hingga masyarakat. Karena tujuannya bagaima upaya kita agar North Sumatera Invest bisa lebih aktif lagi dalam meningkatkan investasi.
Karena,sebut dia lagi, data menunjukkan pada 2019, pertumbuhan investasi kita dari PDRB yang ditunjukkan BPS, hanya setengah dari tahun lalu, sekitar 6  persen. Padahal tahun lalu bisa 11-12 persen.  "Artinya ada sesuatu yang salah di sini,” tandas Wiwiek.
Menurutnya, umumnya investor tidak tahu, darimana mulainya, karena tidak ada data. Di semua kabupaten/kota kita tidak dapat. 
"Orang mau datang kan harusnya tinggal tanya satu pintu, dikasi semua informasi mengenai proyek apa yang ada dan posisinya seperti apa,” sebutnya lagi.
Lebih lanjutWiwiek menyebutkan, ada tiga program penyusunan data yang digagas yakni blue book, green book dan brown book. Dimana yang pertama tentang data pada tataran yang paling rendah, terkait dengan data informasi proyek yang akan ditawarakan kepada investor.
“Kedua itu lebih lengkap lagi. Sudah ada feasibility study (studi kelayakan) hitungannya dan sudah ada data mengenai tanah serta status tanah seperti apa,” ujarnya.

Sedangkan yang terakhir adalah brown book atau buku coklat berisi semua data dan informasi, baik dari sisi tataran makro, ekskalasi, PDRB dan ketenagakerjaan seperti apa. Ditambah dengan proyek apa yang sudah siap. “Ini yang akan kita kejar. Karena tujuan kita ke situ,” ucap Wiwiek.
Hal tersebut juga di sampaikan Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) bahwa data base untuk ASN harus di pahami secara benar-benar dan di laksanakan sesuai prosedurnya. Dan yang pertama dilakukan adalah harus adanya keyakinan untuk hal itu dan diiringi kejujuran dalam menyikapi berbagai perkembangan. Sebab jika tidak jujur maka akan sulit untuk maju.
Gubsu juga mengatakan, untuk melakukan dan menyikapi data base tersebut agar jangan menyerah. Apalagi kalau dilihat dari segi potensi, Sumut ini menjanjikan dengan begitu banyak potensi yang dimilikinya.
Dengan adanya capacity building untuk realisasi database informasi Sumut yang diselenggarakan KPw BI, Gubsu minta agar semua pihak terkait bekerja keras menyiapkan data lengkap.
“Tanpa itu kita akan sulit untuk bisa meyakinkan calon pemodal untuk berinvestasi di Sumut” katanya. [P4/sya]


Komentar Anda

Berita Terkini